Pemerintah Kabupaten Minahasa
''Kami mengalokasikan Rp 1 miliar untuk program pengangkatan eceng gondok, tetapi sulit untuk membasminya seratus persen,'' kata Bupati Minahasa Vreeke Runtu, pada November 2011. Eceng gondok yang dimaksud adalah yang memadati dan mendangkalkan 400 hektar area Danau Tondano. Sulit membasminya? ''Siapa bilang membersihkan eceng gondok susah. Ini buktinya. Silahkan dilihat dan dinilai sendiri,'' bilang Bupati Minahasa Jantje Wowiling Sajow, 6 tahun kemudian. Beres? Bupati yang sekarang, Royke Oktvaian Roring, tahun ini mengucurkan Rp 50 miliar untuk urusan eceng gondok.
Perlu 3 bupati, waktu 10 tahun, dan dana miliaran untuk mengurusi eceng gondok? Begitulah. Setidaknya itu yang bisa dibaca sejak 2011, ketika bupati Minahasa saat itu, Vreeke Runtu, memulai perang terhadap eceng gondok. Saat itu, baru 200 hektar (5 persen) eceng gondok yang menutupi Danau Tondano yang luasnya 4.800 hektar. Selain tak enak dipandang mata oleh para wisatawan, dan juga mengganggu lalu lintas perahu, eceng gondok yang menghambat masuknya sinar matahari ke dalam air juga mengganggu proses produksi ikan dan tumbuhan di Danau Tondano.
Seperti sudah diakui Vreeke Runtu, yang jadi bupati Minahasa 2 periode (2003-2013), upaya menyingkirkan eceng gondok itu memang susah. Walhasil, ketika Janje Wowiling Sajow menggantikannya pada 2013, bupati ini pun menggelar program serupa. Ia mengucurkan Rp 1 miliar untuk membeli excavator guna mengangkat eceng gondok. Dan 2 tahun kemudian, 2015, ia mengalirkan dana Rp 31 miliar untuk merevitalisasi Danau Tondano. Anggaran yang sama dikucurkan lagi pada 2016. Tak cuma untuk memberantas eceng gondok, dana itu juga dipakai untuk membangun jembatan di sekitar danau, serta menata usaha tambak ikan milik penduduk.
Berbekal dana besar itu, pada Oktober 2017, Bupati Janje Wowiling Sajow bisa bertepuk dada: ''Siapa bilang membersihkan eceng gondok susah.'' Danau Tondano benar-benar sudah bebas eceng gondok? Pak Bupati tak mau besar kepala. Ia bilang, ''Lihatlah hasilnya. Silakan dilihat. Eceng gondok semakin berkurang.'' Semua itu berkat, selama 2 bulan sebelumnya, 2 excavator ditugasi mencabuti eceng gondok dan menghanyutkannya ke hilir, dan satu lagi ditugasi untuk memungut eceng gondok yang hanyut, di tepian barat Danau Tondano (Kecamatan Tondano Selatan) dan sisi utara Danau Tondano (Kecamatan Tondano Timur). Adapun Kantor Bupati Minahasa ada di Kecamatan Tondano Barat, yang kalau di peta tampak diapit oleh kedua kecamatan tadi, sekitar 2 kilometer dari tepian utara Danau Tondano.
Sebulan kemudian, November 2017, giliran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hadi Mujono yang angkat bicara. Katanya, Danau Tondano mengalami pendangkalan dan penyempitan akibat eceng gondok dan sedimentasi, seperti terjadi di Danau Toba, Danau Rawapening, dan Danau Limboto. Karenanya Pak Menteri bilang ia akan membantu membereskannya dengan mendatangkan 2 kapal ponton mini Weed Harvester merek Berky (buatan Jerman) untuk mengangkat eceng gondok, serta sejumlah excavator untuk mengangkatnya dari danau. Juga diungkap kalau saat itu, sebaran eceng gondok sudah semakin luas: 500 hektar dari luas total danau yang 4.616 hektar. Luas danau itu pun sudah menyempit, karena pada 1992 luasnya masih mencapai 4.800 hektar. Karenanya Kementerian PUPR saat itu mulai membangun tembok keliling danau untuk mempertahankan luas danau serta menetapkan garis sempadan.
Kondisi Danau Tondano seperti itu membuat para akademisi, pada Juli 2017, bilang: jika dibiarkan terus, 20 hingga 30 tahun mendatang Danau Tondano akan punah dan rata dengan permukaan tanah. Kedalaman danau pada 2017 hanya tinggal sekitar 25 meter, dibanding di zamah dulu yang mencapai 50 meter. Kedalam 25 meter itu pun hanya ada di tepian danau, sementara di bagian tengah lebih dangkal lagi, sekitar 20 meter. Pada Juli 2017 itu pula, Gubernur Sulut Olly Dondokambey membawa kabar gembira. Katanya, pemerintah Jepang berkenan menyumbang kapal ponton pemangkas eceng gondok Nodak WH-3000 buatan Nodak Co Ltd (Jepang).
Tahun berganti, perang melawan eceng gondok itu masih belum berhasil. Maka, pada November 2019, Bupati Minahasa Royke Octavian Roring, yang mulai menjabat sejak 25 September 2018, kembali mencanangkan ''perang besar-besaran'' terhadap eceng gondok. Berbeda dari perang sebelumnya, perang besar yang akan dilancarkan pada 2020 itu akan melibatkan masyarakat secara besar-besaran, dari seluruh desa sekitar Danau Tondano, dan juga aparat TNI dan Polri. Dan pada upacara bendera pertama di tahun 2020, Senin 6 Januari 2020, yang dilangsungkan di tepi Danau Tondano, dan dihadiri Gubernur Sulut Olly Dondokambey, genderang perang pun ditabuh. Basmi Eceng Gondok dari Danau Tondano, menjadi tema perangnya. Lume'os in lour Tondano, istilah lokalnya. Dan pada 17 Januari lalu, lebih dari 2.150 orang melakukan kerja bakti membasmi eceng gondok di 194 titik yang tersebar di 27 desa dan 7 kecamatan di sekeliling Danau Tondano. Dikerahkan pula 7 eksavator, 1 Water Master (kapal keruk mini buatan Finlandia), dan 2 kapal ponton amfibi pemangkas eceng gondok cap Luxor buatan Swedia.
Program Lume'os in lour Tondano itu tentu perlu biaya besar. Tentang hal ini, Bupati Minahasa Royke Octavian Roring bilang kalau dana pemberantasan eceng gondok itu hampir Rp 50 miliar. Tapi itu termasuk dana pembangunan infrastruktur sekeliling danau. Rinciannya: Rp 20 miliar dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi I (Kementerian PUPR) untuk melanjutkan pembangunan tembok keliling danau; Rp 20 miliar dari APBD Provinsi Sulut untuk pengadaan excavator dan kapal ponton; Rp 1 miliar dari TNI untuk padat karya para anggotanya; dan Rp 6,5 miliar dari APBD Kabupaten Minahasa untuk kegiatan padat karya yang dilakukan masyarakat (kerja bakti).
Akan sukseskah Lume'os in lour Tondano? Masih perlu berapa bupati lagi untuk membasmi eceng gondok? Mesin babat eceng gondok dari negara mana lagi yang akan didatangkan? Akan diapakan eceng gondok yang sudah diangkat ke darat? Dijadikan pupuk? Sudah dicoba. Tapi pupuk dari eceng gondok tak ada peminatnya.
Peta & Citra Satelit
Kantor Bupati Minahasa
Jl. Sam Ratulangi
Kelurahan Tounkuramber
Kecamatan Tondano Barat
Kabupaten Minahasa
Sulawesi Utara
Tel: 0431 - 321411
Fax: 0431 - 323256
Website: www.minahasa.go.id
Kecamatan di Minahasa
1. Eris
2. Kakas
3. Kakas Barat
4. Kawangkoan
5. Kawangkoan Barat
6. Kawangkoan Utara
7. Kombi
8. Langowan Barat
9. Langowan Selatan
10. Langowan Timur
11. Langowan Utara
12. Lembean Timur
13. Mandolang
14. Pineleng
15. Remboken
16. Sonder
17. Tombariri
18. Tombariri Timur
19. Tombulu
20. Tompaso
21. Tompaso Barat
22. Tondano Barat
23. Tondano Selatan
24. Tondano Timur
25. Tondano Utara
Hotel Terdekat | Km |
Berita Minahasa
- Bupati Minahasa 2018 - 2023 Dilantik
- Pemkab Minahasa Menunggak Tagihan Listrik Rp8,1 Miliar
- Gubernur Sulut: Budayakan Kopiah Imam Bonjol
- Gubernur Sulut Resmikan SPBU Milik Wabup Minahasa Tenggara
- Bekas Kantor Bupati Minahasa jadi pusat perbelanjaan
- Minahasa Panen Sapi Peranakan Ongole
- Rencana Distribusi Listrik dari PLTU Amurang Terancam Batal
- Warga Robohkan Menara SUTT di Minahasa
Sewu Kuto Logistik
Mengirim kargo ke ribuan kota di Indonesia. Cepat, aman, dan terjangkau.
Jadwal dan Tiket Kapal Pelni
Jadwal komplit seluruh kapal Pelni, plus info harganya
Upaboga
Makan itu enak. Bisnis makanan pasti lebih maknyus.