Aston Bojonegoro City Hotel, Kabupaten Bojonegoro
Aston Jember Hotel, hotel bintang 4 di Jember, menyumbang PAD Kabupaten Jember Rp 100 juta per bulan di tahun pertama kehadirannya. Ia hadir mulai Juni 2013. Aston Bojonegoro City Hotel, yang kelasnya lebih rendah 1 bintang, hadir mulai Januari 2014. Berapa besar pajak dari hotel bintang 3 ini yang masuk kas Pemkab Bojonegoro? Sang kakak boleh malu. Aston Bojonegoro City Hotel bisa menyumbang PAD Kabupaten Bojonegoro Rp 200 juta. Boleh jadi karena itu, sang pemilik, PT Andalan Mandiri Raya, lantas membangun satu hotel lagi pada Maret 2015: Favehotel Sudirman Bojonegoro.
Hotel berlabel Aston, Aston City, dan Favehotel merupakan merek jaringan hotel yang dipegang dan dikelola Archipelago International, atau yang dulu dikenal dengan nama Aston International. Merek asing? Perusahaan asing? Bukan. Archipelago International, atau lebih tepatnya lagi PT Archipelago International Indonesia, merupakan perusahaan manajemen hotel asal Indonesia yang berbasis di Jakarta. Selain tiga merek tadi, Archipelago International masih punya beberapa brand atau merek lain: Grand Aston, Alana, Harper, Quest, NEO, dan Kamuela. Saat ini, Archipelago International dipandang sebagai perusahaan pengelola hotel nomor 1 di Indonesia.
Aston Bojonogero City Hotel, yang punya 134 kamar dan suites, mulai dibangun pada 22 Oktober 2012. Peletakan batu pertamanya dihadiri Bupati Bojonegoro Sunyoto, Presdir PT Andalan Mandiri Raya Amuringtyas ESH, Preskom PT Andalan Mandiri Raya H Amari, serita VP Human Resources Development Aston International Lukas K Samali. Hotel yang dirancang memiliki ballroom tanpa tiang dan berkapasitas 600 orang ini, saat topping-off pada Agustus 2013, ditargetkan bisa beroperasi mulai Desember 2013. Sedikit mundur dari jadwal, Aston Bojonegoro City Hotel akhirnya bisa melakukan soft opening pada 25 Januari 2014. Yang hadir saat soft opening hampir sama dengan yang hadir saat peletakan batu pertama, kecuali wakil dari Archipelago International, yang kali itu diwakili VP Sales & Marketing Archipelago International Norbert Vas.
Seperti sudah disinggung di awal, kinerja Aston Bojonegoro City Hotel terbilang bagus. Bisa menyetor pajak bulanan Rp 200 juta ke kas Pemkab Bojonegoro. Bahkan, pada Desember 2015, Bupati Sunyoto menganugerahkan sekaligus 3 Penghargaan Wajib Pajak Berprestasi sekaligus kepada PT Andalan Mandiri Raya: wajib pajak hotel berprestasi lewat Aston Bojonegoro City Hotel; wajib pajak restoran berprestasi lewat Bujana Resto; dan wajib pajak hiburan berprestasi lewat Kundika Lounge. Asal tahu saja, dua obyek pajak terakhir adalah fasilitas yang ada di Aston Bojonegoro City Hotel.
Tapi, 3 bulan kemudian, situasi berubah. Mulai Maret 2016, Aston Bojonegoro City Hotel hanya bisa menyetor pajak bulanan Rp 100 juta. Ada apa? Rupanya karena sejak Januari 2016, aneka proyek pembangunan di Lapangan Minyak Banyu Urip, Blok Cepu, sudah selesai. Para pekerja kontrak banyak yang meninggalkan Bojonegoro. Pekerja asing? Bukan. Tenaga kerja asing (TKA) justru meningkat: 217 orang pada 20015, menjadi 270 orang pada Januari 2016. ''Cakupan pekerjaan di proyek tersebut beralih ke pekerjaan produksi, sehingga membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus di bidangnya,'' kata Kepala Disnakertransos Adie Witjaksono.
Lantas, bagaimana dengan nasib Favehotel Sudirman Bojonegoro, yang sudah terlanjur melakukan ground-breaking Maret 2015? Ternyata jalan terus. Hotel bintang 2 ini melakukan soft opening pada 16 September 2016, mundur dari rencana awal pada Juli 2016. Tapi, tak perlu menunggu lama, pada 3 November 2016, Favehotel Sudirman Bojonegoro segera menyusulnya dengan grand opening. Seolah benar-benar grand, para petinggi berdatangan pada acara itu. Pak Bupati, seperti biasa, senantiasa hadir. Dari Archipelago International hadir Presiden dan CEO-nya, John Flo. Dan, entah apa hubungannya, hadir pula Marsekal Joko Suyanto, mantan Panglima TNI sekaligus mantan Menkopolhukam. Siapa wakil dari PT Andalan Mandiri Raya? Tak ada.Tapi tidak sepenuhnya begitu. Pada grand opening, perusahaan yang disebut sebagai pemilik sudah berganti menjadi PT Moerni Jaya Sakti. Yang mewakili perusahaan ini adalah preskom-nya, H Amari. Seperti sudah disinggung tadi, sosok yang terakhir ini juga jadi Preskom PT Andalan Mandiri Raya.
Hotel makin banyak, proyek pembangunan di Kilang Minyak Banyu Urip sudah rampung, masihkah ada tamu hotel yang potensial? Kelihatannya masih. Kabar baik sudah berhembus. Sejak Mei 2017 lalu, Pertamina, lewat PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC), resmi menjadi perusahaan yang akan menggembangkan Lapangan Migas Jambaran Tiung Biru di Bojonegoro. PEPC selama ini juga ikut memiliki saham pengelolaan Banyu Urip. Berbeda dari Banyu Urip yang menghasilkan minyak, Jambang Tiung Biru akan menghasilkan gas alam. Menurut rencana, Jambaran Tiung Biru akan mulai memproduki gas pada 2020. Adapun ExxonMobil Indonesia, yang jadi pemain utama di Banyu Urip, April lalu sudah memutuskan untuk tak ikut serta di Jambaran Tiung Biru.
Sejak ramai diberitakan media pada April 2017, yang berarti juga di Bojonegoro sudah mulai ada orang-orang migas yang hidlir mudik, hotel-hotel di Bojonegoro mulai menggeliat. ''Kami, Aston maupun Fave, sudah mulai menerima tamu pegawai PEPC, meski paling lama hanya seminggu,'' kata Trya Ali Salim, Sales Executive Favehotel Sudirman Bojonegoro, April lalu. Sebagai ''hotel pekerja'', karakter hotel di Bojonegoro pun jadi terlihat. ''Hari biasa, kamar yang terisi sampai 50 kamar. Kalau weekend, kata Trya, antara 20-25 kamar. Dengan kata lain, kebalikan dari kebiasaan hotel di kawasan wisata yang biasanya justru ramai di akhir pekan.
Mau tahu karakter lain hotel di Bojonegoro? Di era ramainya pekerja proyek di Lapangan Minyak Banyu Urip, banyak hotel bekerja sama dengan perusahaan migas dengan sistem kontrak. Walhasil, banyak hotel yang jadi tidak terbuka untuk umum, alias sepenuhnya dipakai pekerja perusahaan mitra kerjasamanya. ''Ketika hunian merosot, barulah mereka buka untuk umum,'' bilang Ketua PHRI Bojonegoro Moch Subeki. Ia sendiri, sebagai pemilik MCM Hotel & Resto, mengaku okupansi hotelnya turun hingga 90 persen.
Peta & Citra Satelit
Hotel Bojonegoro
Jl. Moh. Thamrin No.100
Kelurahan Ledok Wetan
Kecamatan Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro
Jawa Timur
Tel: 0353-571777
Website: www.astonhotelsinternational.com
Favehotel Sudirman Bojonegoro - www.favehotels.com
PT Archipelago International Indonesia
Wisma Staco, Lt 3, Suite 100
Jl. Casablanca Kav. 18
Jakarta Selatan
DKI Jakarta
Tel: 021-8318800
Fax: 021-8317180
Website: www.archipelagointernational.com
Places Terdekat | Km |
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro | 0,768 |
Lapangan Minyak Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro | 20,842 |
Pemerintah Kabupaten Nganjuk | 50,727 |
Pemerintah Kabupaten Ngawi | 55,186 |
Kantor Bupati Ngawi | 55,191 |
Masjid Agung Baiturrahman, Kabupaten Ngawi | 55,499 |
Pemerintah Kabupaten Lamongan | 59,628 |
Pendopo Lokatantra | 59,731 |
PG Rejo Agung Baru, PT PG Rajawali I, Kota Madiun | 63,672 |
PT Inka, Kota Madiun | 65,065 |
Berita Bojonegoro
- Bupati Bojonegoro Instruksikan Petani Tidak Tanam Padi
- Dana Bagi Hasil Migas Turun, Pemkab Bojonegoro Kelimpungan
- Minta Pendirian Hotel Bintang di Bojonegoro Dibatasi
- Bupati Bojonegoro: Daging Impor Bikin Kolaps Peternak Daerah
- Tahu Sumedang Masuk Bojonegoro, Ini Tanggapan Pengusaha Lokal
- Kerusuhan Blok Cepu: Bertahap, 7.000 Orang Kembali Bekerja
- Kerusuhan Di Blok Cepu, Ini Penjelasan Manajemen ExxonMobil
- Bojonegoro Kirim 8.000 Ton Beras ke Papua
- DBH Cukai Tembakau Bojonegoro Meningkat
- Akik Bergambar Semar Milik Bupati Bojonegoro Laku Rp 3 Juta
Sewukuto ke Sumatera Utara
Mengirim kargo ke puluhan kota tujuan di Sumatera Utara. Cepat dan terjangkau
Jadwal Kapal Pelni
Jadwal kapal Pelni dan kapal penumpang swasta Indonesia