Pemerintah Kabupaten Lembata

Satu Bupati Tiga Kantor. Begitu kira-kira rangkuman super pendek laporan panjang harian Kompas pada 27 Mei 2010, dalam rangka memperingati satu dasawarsa Kabupaten Lembata, untuk menyebut fenomena keberadaan 3 kantor bupati di sana. Belakangan, sebutan itu bisa ditambah lagi dengan: Belumlah Jadi Terbakar Pula. Pasalnya, salah satu kantor bupati yang masih dalam tahap pembangunan keburu habis dilalap api pada 29 Juli 2011.

Fenomena Satu Bupati Tiga Kantor itu sudah dimulai sejak kabupaten itu lahir. Pejabat bupati yang memimpin di masa awal berkesempatan memulai pembangunan kantor bupati di Lusikawa, tapi tak kunjung rampung. Bupati berikutnya, yang memimpin dua periode, membangun lagi kantor bupati di Lewoleba Timur. Kabarnya, juga tak kunjung rampung. Walhasil, hingga tahun lalu, pak bupati masih harus berkantor di gedung bekas Kantor Pembantu Bupati Flores Timur.

Kalau kantor yang dipakai adalah bekas Kantor Pembantu Bupati Flores Timur, ya wajar saja. Kabupaten Lembata memang hasil pemekaran Kabupaten Flores Timur, via Undang-Undang Nomor 52 Tahun 1999. Adapun kantor bupati yang habis terbakar adalah kantor bupati yang berada di Lusikawa. Gedung dua lantai ini mulai dibangun pada tahun 2000.

Kantor bupati yang terlihat di foto atas adalah yang berada di Lewoleba Timur. Berjarak 5 kilometer di sebelah timur bekas Kantor Pembantu Bupati Flores Timur, gedung ini sekarang sudah rampung pembangunannya dan sudah dipakai.

Tak diketahui pasti kapan Pak Bupati mulai menempati gedung baru ini. Yang jelas, awal Januari 2013 lalu, ketika rombongan 74 alumni FKIP Universitas Syiah Kuala (Aceh) datang ke sana dalam rangka program SM-3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal), mereka mengawali kiprahnya lewat serah terima di Aula Utama gedung kantor bupati yang baru.

1. Atadei
   
2. Buyasuri
   
3. Ile Ape
   
4. Ile Ape Timur
   
5. Lebatukan
   
6. Nagawutung
   
7. Nubatukan
   
8. Omesuri
   
9. Wulandioni