Bandara Internasional Juwata, Kota Tarakan

Kantor Gubernur Kalimantan Utara di Tanjung Selor, Kabupaten Nunukan, berada tak jauh dari Bandara Tanjung Harapan. Tapi, yang jadi pintu gerbang utama Kalimantan Utara adalah Bandar Udara Internasional Juwata, yang berada di Kota Tarakan. Maklum, bandara di kota otonom ini memang lebih besar. Landas pacunya sudah sepanjang 2.500 meter, dengan lebar 45 meter. Pesawat sekelas Boeing 737 dan Airbus sudah bisa mendarat di sana. Oktober tahun silam, Menhub Fredy Numberi meresmikan bandara yang mulai go internasiona ini, yang masih terus di renovasi dan dikembangkan sejak 2010, atau sejak masih jadi urusan Pemprov Kaltim.

Pengembangan Bandara Juwata menelan dana APBN lebih dari satu triliun. Pada 2010 dan 2011, pembuatan runway baru menelan dana APBN senilai Rp 600 miliar. Sementara untuk pembangunan termimal, APBN 2010 menyalurkan Rp 300 miliar. Pada 2013 lalu, bandara Juwata kembali dikucuri dana APBN senilai Rp 124,9 miliar. Pada 2014, pemerintah pusat menyediakan anggaran Rp 615,7 untuk Kalimantan Utara, yang sebagaian diantaranya --Rp 260,6 miliar-- untuk melanjutkan pengembangan Bandara Juwata.

Meski dananya besar, proyek pembangunan bandara yang diharapkan rampung akhir 2014 ini tak selalu berjalan mulus. Pada Juni 2013, misalnya, sejumlah warga melakukan aksi segel terhadap ruang navigasi dan radar Bandara Juwata. Aksi ini merupakan buntut sengketa pembebasan lahan bandara senilai Rp 30 miliar, yang saat itu masih dalam tahap kasasi di Mahkamah Agung, setelah sebelumnya dimenangkan pihak bandara di tingkat Pengadilan Tinggi Kaltim.