Pemerintah Kabupaten Bombana

Gedung Kantor Bupati Bombana yang cantik ini 'nekat' diresmikan pada Desember 2008. Januari 2009, bupati Bombana pun secara resmi mulai menempati kantor barunya. Disebut nekat karena saat diresmikan, gedung yang sudah rampung pengerjaannya hanyalah gedung tengah: gedung yang bertuliskan kantor bupati. Gedung di sayap kiri dan kanannya masih berupa kerangka beton. Tanpa atap pula.

''Saya berani mengambil keputusan untuk pindah agar semua pihak komitmen untuk cepat menyelesaikan pembangunan kantor bupati ini,'' kata Atikurahman, bupati saat itu tentang kondisi kantor barunya di Kelurahan Lameroro, Rumbia. Bupati yang sekarang, H Tafdil (2011-2016), tentu sudah menikmati gedung kantor yang utuh. Walaupun saat baru menjabat Tafdil sempat beribarat: ''Bombana sedang mengalami dampak Tsunami. Dengan waktu yang tersisa di tahun anggaran ini, saat ini kami hadir hanya untuk berusaha mencari sisa - sisa yang dapat diselamatkan.''

Tsunami yang dimaksud tak lain kasus korupsi yang mengantar bupati pendahulunya, Atikurahman, ke sel di Rutan Punggolaka, Kendari, pada Februari 2011. Dia didakwa melakukan korupsi dana APBD 2007-2008 senilai Rp 7,5 miliar. Namun akhirnya, pada Oktober 2011, Atikurahman menerima vonis bebas dari Pengadilan Negeri Baubau. Yang dilakukannya disebut sebagai kesalahan administrasi, dan bukannya korupsi.

Kabupaten Bombana di Sulawesi Tenggara terbentuk pada 2003 bersama 2 kabupaten lainnya: Wakatobi dan Kolaka Utara. Bombana terbentuk sebagai pemekaran dari Kabupaten Buton. Begitu juga denagn Kabupaten Wakatobi. Sementara Kabupaten Kolaka Utara merupakan pemekaran dari Kolaka.