Tanjung Lesung Beach Hotel, Kabupaten Pandeglang

Tanjung Lesung Beach Hotel, atau yang dulu lebih populer dengan nama yang lebih panjang dan keren, Tanjung Lesung Beach Hotel & Resort, merupakan hotel bintang 4 di kawasan wisata yang sekarang dikenal sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Diniatkan menjadi 'Nusa Dua-nya Banten', kawasan pesisir ini sebagian besar berada wilayah pantai Tanjung Lesung, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Selain menyuguhkan keindahan pantai sepanjang 13 kilometer, Tanjung Lesung juga mempromosikan view ke Gunung Anak Krakatau sebagai suguhannya.

Pada periode awal pengembangannya, kawasan wisata Tanjung Lesung hanya punya Tanjung Lesung Beach Hotel, yang terdiri dari 61 villa atau cottage. Hotel ini rampung pembangunannya pada 1997 dan dikelola oleh Accor Hotel. Belakangan, setelah pengelolanya, PT Banten West Java Tourism Development, diakuisisi PT Jababeka Tbk pada 2011, dan juga setelah kawasan ini ditetapkan sebagai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung pada Februri 2012, fasilitas inap dan fasilitas wisatanya semakin ditambah. Antar lain lewat hadirnya Kalicaa Villa Estate, penginapan bersosok 61 unit villa kelas mewah.

PT Jababeka Tbk dikenal sebagai pengembang dan pengelola Kawasan Industri Jababeka di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Sebagai pengelola KEK Tanjung Lesung, perusahaan ini berlaku sebagai 'koordinator' pengembangan kawasan --seperti layaknya membangun kawasan industri--, alias mengundang investor untuk membangun berbagai sarana wisata di Tanjung Lesung.

Saat terjadi tsunami pada 22 Desember 2018, kawasan wisata Tanjung Lesung --yang tengah ramai tamu-- ikut terhantam gelombang. Tercatat lebih dari 50 orang tewas di Tanjung Lesung. Adapun banguna fisiknya, menurut Chairman Jababeka Group Setyono Djuandi Darmono, sekitar 30 persen mengalami kerusakan dan 70 persen lainnya hanya perlu dibersihkan saja.Kalau bangunan yang rusak ingin dibangun kembali, ia menaksir akan butuh dana sekitar Rp 150 miliar. Atau lebih kongkritnya, kata Direktur Utama PT Banten West Java Tourism Development Poernomo Siswoprasetijo, ada 61 cottage yang rusak, berikut restoran dan meeting room.

Jababeka rugi di Tanjung Lesung akibat tsunami? Terus terang, Djuandi Darmaono bilang tidak. Atau tidak seberapa. Alasannya, pihaknya adalah pengembang kawasan atau pengembang kota baru. Yang Jababeka jual di KEK Tanjung Lesung adalah lahan. Kehadiran hotel di Tanjung Lesung hanyalah alat promosi untuk mengudang investor. Walhasil yang harus dilakukan Jababeka adalah menjaga kepercayaan investor agar tak hengkang dari Tanjung Lesung pasca-tsunami. Soal biaya pemulihan yang Rp 150 miliar? Biaya itu menurutnya baru perkiraan dan kalau pun harus dikeluarkan biayanya, biayanya akan bersumber dari asuransi. Hal ini dibenarkan Sekretaris Dewan Nasional KEK Eno Suharto Pranoto, yang tahu kalau semua hotel dan resort di Tanjung Lesung memang sudah diasuransikan.