RM Bale Rasa, Harjamukti, Kota Depok

Update - Agustus 2017 - RM Bale Rasa sekarang sudah tutup. Sebagian bangunannya kini menjadi warung kopi Starbucks dan resto Teng-Go Food Street: perluasan dari gerai martabak Teng-Go.

- - - -

Rumah Makan (RM) Bale Rasa, rumah makan Sunda di 'kawasan Cibubur', bertetanggaan dengan rumah makan Sunda lain yang sudah lebih dulu populer: RM Mang Kabayan. Persaingan keduanya ketat? Tak ada cerita tentang itu. Tapi kalau mau bertanya kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Depok, jawabnya mungkin tak ada persaingan sama sekali. Soalnya, kedua rumah makan itu sama-sama hadir atas kehendak PT Sumber Pangan Lestari, perusahaan yang selama ini dikenal sebagai pemilik RM Mang Kabayan. Lebih tepatnya lagi, keduanya eksis berkat izin lingkungan yang mengesahkan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) No. 660.1/22/II/BLH bertanggal 9 Februari 2015, yang dikeluarkan BLH Kota Depok.

RM Bale Rasa berurusan dengan BLH Kota Depok karena restoran itu memang berada di wilayah Kota Depok. Biasanya, orang menyebut restoran ini, dan juga restoran lain yang berada di kawasan sekitar pintu keluar tol Jagorawi di Cibubur, atau di kawasan sekitar Bumi Perkemahan Cibubur, dan di pangkal Jalan Alternatif Cibubur-Cileungsi, sebagai berada di 'kawasan Cibubur'. Cibubur sendiri adalah kelurahan di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, yang kebetulan berbatasan dengan Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Di wilayah terakhir inilah RM Bale Rasa dan RM Mang Kabayan berada. Adapun batas wilayah kedua kelurahan yang beda provinsi itu adalah gerbang Bumi Perkemahan Cibubur.

RM Mang Kabayan hadir jauh lebih awal di Jalan Alternatif Cibubur-Cileungsi, 2004, sebagai outlet kedua setelah RM Mang Kabayan di Cirebon. Adapun 'sang adik', baru muncul pada 2010. Saat RM Bale Rasa berusia dua tahun, Aditya Joshua Nathanael, pemilik Bale Rasa, sempat berbagi cerita dengan majalah Cleo. Katanya, ia mengembangkan Bale Rasa bersama dua rekannya, setahun setelah ia meninggalkan pekerjaannya sebagai chefdi The Immigrant, restoran mewah bernuansa barat di Plaza Indonesia. Meski berlatar belakang chef masakan barat, ia memutuskan membangun rumah makan Sunda karena membaca potensi pasar. Dalam perbincangan dengan Cleo, sang pemilik tak menyingung keterkaitan kedua restoran yang sekarang juga sama-sama menyajikan seafood.