PLTU Muara Karang, Pemasok Listrik Istana Presiden

Pembangkit listrik yang satu ini terbilang keren. Selain karena bertetangga dengan kawasan rumah elit Pantai Mutiara, PLTU Muara Karang juga dikenal sebagai pemasok kawasan VVIP Jakarta: Istana Presiden dan gedung DPR/MPR. Berkapasitas 2x 200 MegaWatt (MW), pembangkit ini juga punya 'keunikan' lain. Saat dibangun pada 1979, pembangkit ini permukaan tanah lokasinya berada satu setengah meter di atas permukaan laut. Sekarang, lokasinya justru berada antara satu setengah hingga 2 meter di bawah permukaan laut. Penyebabnya konon karena permukaan tanah kawasan di sana setiap tahunnya turun antara lima hingga 10 sentimeter.

PLTU Muara Karang saat ini berada di bawah kendali salah satu anak perusahaan PT PLN, yakni PT Pembangkitan Jawa Bali. Sebagai pembangkit tua, PLTU Muara Karang sudah punya adik baru bernama PLTGU Muara Karang (Blok 1), yang berbahan bakar gas. Bersama kembarannya, Blok 2, PLTGU ini pembangunannya dibiayai pinjaman ODA (Jepang) lewat JICA senilai 55,7 juta Yen, yang harus lunas dalam waktu 30 tahun (termasuk grace periode). Blok 1 rencananya selesai pada September 2008, namun akhirnya mundur 33 bulan karena problem pasokan gas, dan baru bisa beroperasi pada April 2011.

PLTU Muara Karang dan PLTGU Muara Karang (Blok 1), secara bersama-sama disebut sebagai Unit Pembangkit (UP) Muara Karang. Total kapasitasnya 908 MW. Setiap tahun, UP Muara Karang membangkitkan energi listrik rata-rata 7.900 GWh. Listrik ini disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV dan Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV ke sistem interkoneksi Jawa Bali.