RS Medistra, Gatot Subroto, Jakarta Selatan
Mengawali hidup di RS Medistra. Menutup mata di RS Medistra. Yang pertama berlaku bagi para selebriti Indonesia. Yang kedua berlaku bagi para petinggi negara dan para politisi senior. Para selebriti menjadikan rumah sakit swasta milik PT Baktiparamita Putrasama ini sebagai tempat favorit untuk melahirkan. Para petinggi politik memfavoritkannya untuk menjalani perawatan intensif, yang terkadang berakhir dengan menutup mata. Yang terbaru adalah mantan Gubernur Sumatera Barat Hasan Basri Durin, yang wafat di kediamannya di Jakarta pada 8 Juli 2016 lalu, setelah dirawat serius di Medistra pada Maret silam. Dan 2 bulan sebelumnya, 9 Mei 2016, setelah 11 hari dirawat, mantan Jaksa Agung Andi Muhammad Ghalib meninggal dunia di Medistra.
Selain Hasan Basri Durin, yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Agraria, dan Andi M Galib, petinggi negara yang meninggal di RS Medistra antara lain: mantan Menteri Keuangan selama 15 tahun, Ali Wardhana, tutup usia pada 14 September 2015; mantan Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap, meninggal pada 8 Februari 2014; dan mantan Menteri Pariwisata Achmad Thahir, wafat pada 17 Agustus 2002. Setahun sebelumnya, 30 April 2001, petinggi negara dari periode yang lebih lawas lagi, R Maladi, mantan Menteri Penerangan (1960-1962) dan Menteri Olahraga (1962-1966), meninggal dunia setelah dirawat di ruang ICU Medistra selama dua pekan. Mantan pemain Persebaya dan kiper Timnas ini, dulu juga lama menjadi Ketua Umum PSSI (1951–1959). Maladi pula yang mendatangkan pelatih Tony Pogacnik, yang sukses mengantar Timnas Sepakbola Indonesia menghadang Rusia 0-0 di Olimpiade Melbourne.
Dari kalangan parlemen, tokoh politik yang meninggal di Medistra antara lain Haryono Taslam, mantan petinggi PDIP yyang hijrah ke Partai Gerindra, yang meninggal pada 14 Maret 2015. Dan tak hanya tokoh politik yang berkiprah di Jakarta, tokoh politik daerah juga meninggal di RS Medistra. Ketua DPD Partai Golkar Kalimantan Selatan, dan pendiri Hasnur Group, H Abdussamad Sulaiman HB, juga meninggal di Medistra pada 15 Juni 2015. Tahun sebelumnya, 28 Oktober 2014, Partai Demokrat juga melepas kepergian salah seorang tokohnya yang duduk di DPR-RI, Sutan Sukarnotomo. Tokoh terakhir ini, pada 1 Oktober 2014, baru dilantik menjadi anggota DPR periode 2014-2019. Tak lama setelah pelantaikan, ia sempat dirawat di Medistra. Ia berpulang saat sudah kembali ke rumah dinas anggota DPR di Kalibata.
Sejumlah tokoh populer juga mengakhiri hayatnya di rumah sakit ini, yang saat pertama kali beroperasi pada 28 November 1991, masih bernaung dibawah Yayasan Surya Dian Kasih. Pendiri konglomerasi otomotif Astra International, William Soerjadjaja, menghembuskan nafas terakhirnya di Medistra pada 2 April 2010. Kartini Fahmi Idris, istri mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris, juga neninggal di sana pada 5 Februari 2014. Juga penyanyi dangdut legandaris A Rafiq, yang meninggal dunia di Medistra pada 19 Januari 2013. Tokoh yang amat mempopulerkan obat herbal lewat televisi pun, Prof Hembing Wijayakusuma, harus menjalani terapi non-herbal sebelum menutup mata di Medistra pada 8 Agustus 2011. Hanya saja, Prof Hembing cuma menjalani perawatan sesaat: masuk rumah sakit pada Minggu malam dan meninggal dunia pada Senin dini hari.
Peta & Citra Satelit
PT Baktiparamita Putrasama
Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 59
Jakarta Selatan - 12950
DKI - Jakarta
Tel: 021-5210200
Fax: 021-5210184
Website: www.medistra.com
Pengelola: PT Baktiparamita Putrasama
Rumah Bersalin Selebriti
Adapun yang dikabarkan menjalani persalinan normal di Rumah Sakit Medistra adalah Liza Natalia, artis dan pegiat senam, termasuk senam kehamilan, yang melahirkan anak ke-dua, laki-laki, pada 2 Agustus 2010. Lalu Denada Tambunan, rapper dan pedangdut, melahirkan putri pertamanya secara normal di Medistra pada 11 Desember 2012. Juga Laura Basuki, yang setelah 5 tahun menikah, akhirnya melahirkan putri pertamanya pada 7 Januari 2016 lewat persalinan normal.
Para petinggi negeri ini pun ternyata tak cuma banyak meninggal dunia di Medistra. Yang melahirkan juga ada. Yenny Wahid, putri mendiang Presiden Abdurrahman Wahid, sampai 3 kali melahirkan di RS Medistra. Putri pertama-nya dilahirkan di Medistra pada 13 Agustus 2010. Dua tahun kemudian, 14 Agustus 2012 melahirkan anak perempuan ke-dua di Medistra juga. Yenni lantas jadi Duta ASI Unicef. Dan akhirnya, putri Gus Dur yang bernama asli Zannuba Ariffah Chafsoh ini melahirkan anak ke-tiga pada 3 Maret 2014. Lahirannya lagi-lagi di Medistra, dan yang lahir lagi-lagi bayi perempuan.
Rumah Sakit Atlet
Berapa jumlah pasien rawat inap pada periode di atas tidaklah diketahui. Tapi sebagai gambaran dan pembanding, website RS Medistra memaparkan: selama lebih dari 20 tahun, Medistra telah merawat lebih dari 135.000 pasien rawat inap dan 1.406.000 pasien di poliklinik. Dengan kata lain, pasien rawat jalan jumlahnya 10 kali lipat lebih dari jumlah pasien rawat inap.
Berapa biaya yang dihabiskan jika masuk RS Medistra? Namanya juga rumah sakit pejabat dan selebiritis, bisa dipastikan tidak murah. Juga tentu bergantung jenis penyakit dan perawatannya. Fidiana Rosa Daisya, atlet basket Kabupaten Banyuwangi, misalnya, harus mengeluarkan Rp 108 juta untuk biaya operasi akibat cedera putus sendi lutut dan pecah tempurung lutut. Musibah itu dialami anggota tim basket utama Porprov Jatim 2013 ini saat mengikuti pra-tanding di Sidoarjo pada Mei 2013. Ayahnya terpaksa menggadaikan 2 sepeda motor senilai Rp 30 juta untuk membawa putrinya berobat ke pengobaan alternatif dan ke rumah sakit di Surabaya dan Jakarta. Dengan dana itu, plus bantuan dari Perbasi Banyuwangi sebesar Rp 7,5 juta, Fidiana dirujuk ke, dan diperiksa di, Medistra pada 31 Agustus 2013. Setelah menjalani pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging), dokter yang mendiagnosa menganjurkan Fidiana segera menjalani 'operasi rekonstruksi ACL dan meniscus lutut kanan'. Setelah dihitung-hitung, biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 108 juta: untuk biaya operasi, biaya perawatan, penginapan, keperluan hidup selama sakit hingga saat sembuh, dll.
Karena tak punya dana, Achmad Rosadi, ayah Fidiana, pun akhirnya mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Banyuwangi. Yang jadi tergugat adalah Ketua Perbasi Banyuwangi, Ketua Koni Banyuwangi, dan Bupati Banyuwangi. Isi gugatan antara lain meminta ketiganya menyediakan dana operasi senilai Rp 108 juta. Dimulai sidangnya pada 26 Februari 2014, kasus ini akhirnya dimenangkan Achmad Rosadi pada 25 Juni 2014. Para tergugat akhirnya menerima putusan hakim. Langsung dibayar? Tidak juga. Bupati Banyuwangi H Abdullah Azwar Anas baru mengeluarkan Keputusan Bupati Banyuwangi Nomor 188/586/KEP/429.011/2014 pada 8 Desember 2014, yang mengalokasikan dana bantuan sosial Rp 85 juta kepada Achmad Rosadi untuk biaya pengobatan putrinya di RS Medistra. Dana itu akhirnya ditransfer via Bank Jatim kepada Achmad Rosadi pada 12 Desember 2014. Nilai bantuan sosial itu tentunya masih dibawah dana yang dibutuhkan. Kekurangannya ditutup dari mana? Mungkin Perbasi. Mungkin Koni. Pusat ataupun Daerah. Atau mungkin sumber lain.
Sekarang Fidiana Rosa Daisya, yang namanya ditulis media sebagai Vidiana Rosadaisyah, sudah pulih dan bisa berjalan normal lagi? Semoga.
Berita Jakarta Selatan
- Massa Pendukung Ahok Lakukan Aksi Long March ke Cipinang
- Hakim Vonis Ahok Dua Tahun Penjara
- Ledakan Gas di Mal Gandaria City, 3 Teknisi Jadi Korban
- Potong Teralis, Lima Tahanan Kabur dari Polsek Jagakarsa
- Foke: Buka Minimarket Baru di Jakarta Tetap Dilarang!
- Alumni ESQ Resmikan Menara 165
- Manajemen RIM Jadi Tersangka Insiden Pacific Place
- Gedung Baru Nan Eksklusif Buat Densus 88
- Proyek Mal Kuningan City Habiskan Dana Rp 3,5 Triliun
- Stadion Lebakbulus Digusur Akhir 2011
Sewu Kuto Logistik
Mengirim kargo ke ribuan kota di Indonesia. Cepat, aman, dan terjangkau.
Jadwal dan Tiket Kapal Pelni
Jadwal komplit seluruh kapal Pelni, plus info harganya
Upaboga
Makan itu enak. Bisnis makanan pasti lebih maknyus.