Wisma IKPT, MT Haryono, Jakarta Selatan

PT Inti Karya Persada Teknik (IKPT), salah satu perusahaan jasa konstruksi terpadu (EPC) terbesar di Indonesia, berulang tahun yang ke-34 pada 22 Februari lalu. Untuk memeriahkan hari besarnya itu, pertandingan bola basket pun digelar di Multipurpose Hall Wisma IKPT, gedung yang jadi kantor pusat IKPT dan berbagai anak perusahaannya. Di lantai dasar? Bukan. Di lantai paling atas. Multipurpose Hall itu berada di lantai 14. Tak cuma dipakai berlari-lari para pebasket, 'ruang serbaguna' itu juga biasa dipakai main bulutangkis dan futsal. Juga, di lantai itu ada fitness center dan music room.

Nama Wisma IKPT tentu dipetik dari nama PT Inti Karya Persada Teknik (IKPT). Tak kenal IKPT? Bisa dimaklumi. Soalnya, perusahaan jasa konstruksi ini memang tak terlalu glamour. Dia tidak membangun mall, pusat perbelanjaan, ataupun bangunan populer lainnya. Jasa konstruksi terpadu (EPC: engineering, procurement, and construction) yang digeluti IKPT adalah pembangunan pabrik, kilang, dan infrastruktur terkait di sektor migas, petrokimia, pupuk, dan pembangkit listrik.

IKPT semula merupakan perusahaan nasional. Perusahaan ini didirikan pada 22 Februari 1982 oleh tokoh perinsinyuran Indonesia: DR Ir Godefridus Mangaradja Tampubolon. Alumni ITB ini menjadi ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) selama 15 tahun (1969-1984), dan menjadi wakil rakyat selama 24 tahun (1968-1992). Dan sebagai teknokrat, dia bersahabat baik dengan presiden Indonesia mulai dari Soekarno hingga BJ Habibie. Adapun di dunia bisnis, GM Tampubolon, sapaan singkatnya, berkiprah lewat GMT Group, konglomerasi bisnis yang dibangunnya pada 1972.

Sejak Februari 2012, Toyo Engineering Corporation, raksasa konstruksi asal Jepang, ikut menjadi pemilik IKPT. Kepemimpinan IKPT pun sekarang dipegang pria berdarah Jepang, Eiji Hosoi, sebagai presiden direktur. Peralihan manajemen ke pihak Jepang ini sempat berlangsung tidak mulus dan menjadi bahan pemberitaan di media Jepang. ''Banyak karyawan yang kabur dari IKPT,'' tulis Nikkei. Tapi para petinggi Toyo Engineering Corporation dengan santai bilang bahwa keluar-masuk karyawan merupakan hal yang biasa.

Lepas dari soal keluar masuk karyawan, yang jelas PT Inti Karya Persada Teknik masih terus berkibar. Berbagai kontrak konstruksi terus mengalir. Proyek besar terbarunya antara lain pembangunan pabrik karet sintetik untuk produksi ban Michelin, milik PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI), perusahaan patungan Compagnie Financiere Du Groupe Michelin (Michelin) dengan PT Chandra Asri Petrochemical.