Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Herman Deru amat populer di Ogan Komering Ulu (OKU) Timur. Ia dipandang sukses memimpin kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) pada 2003 itu. Walhasil, setelah memimpin sejak 2005, pada 2010 ia pun ikut lagi pemilihan bupati OKU Timur untuk jadi bupati periode ke-dua: 2010-2015. Hasilnya, perolehan suaranya tercatat sebagai rekor tertinggi di Indonesia: 94,56 persen. Berbekal semua itu, 2013 lalu, ia pun maju memperebutkan kursi Gubernur Sumsel. Sayang, calon gubernur incumbent, Alex Noerdin, yang kalah dari Jokowi pada pilkada Jakarta 2012, berhasil memperpanjang masa jabatannya.

Kalau sosok kantor bupati dan komplek perkantorannya yang megah bisa jadi ukuran kesuksesan, rasanya Herman Deru memang layak dibilang berhasil memimpin OKU Timur. Pada peringatan hari jadi OKU Timur ke-10, 17 Januari 2014, DPRD pun menebar puji buat kiprah kepemimpian sang bupati. Dalam soal tingkat kemiskinan, misalnya, OKU Timur bisa terus menurunkannya. Pada 2010, jumlah warg miskin 9,81 persen. Tahun berikutnya turun jadi 9,23 persen, dan pada 2012 berkurang lagi jadi 8,98 persen. Sekedar catatan: meski uu pembantukannya keluar tahun 2003, OKU Timur baru diresmikan dan operasional pada 17 Januari 2004, yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi sang kabupaten..

Ogan Komering Ulu Timur selama ini dikenal sebagai lumbung pangan Sumatera Selatan, karena menjadi daerah penghasil beras terbesar di seantero provinsi. Pada 2005, luas lahan sawah panennya mencapai 105.972 hektar. Setahun kemudian naik menjadi 105.972 hektar. Gabah yang diproduksi mencapai 617.943 ton gabah kering panen (GKP), atau 5,91 ton per hektar. Tahun 2013 lalu, luas sawah panennya sudah jauh bertambah, menjadi 134.962 hektar, dengan produksi 752.008 ton GKP, atau 5,7 ton per hektar. Tahun 2015, OKU Timur bertekad bisa mencapai produksi 1 juta ton beras. Dinilai sukses mengurus beras, setiap tahun sejak 2007, Bupati Herman Deru terus-menerus mendapat 'Satya Lencana Pembangunan' untuk 'Peningkatan Produksi Beras Nasional' (P2BN) dari Presiden RI.

Tahun ini dan di tahun-tahun mendatang jumlah sawah di OKU Timur bakal bertambah lagi. Solanya, Februari 2014 lalu, Pemprov Sumsel menggelar program pencetakan sawah baru seluas 2.350 hektar di 5 kabupaten. Rinciannya: Musi Banyuasin 500 hektar, Musi Rawas 150 hektar, OKI 1100 hektar, OKU 250 hektar dan OKU Timur seluas 250 hektar.

Siapa yang selama ini mengerjakan sawah sebanyak itu? Selain penduduk asli, para transmigran juga ikut berperan. Menurut catatan Kemenakertrans, di OKU Timur terdapat 137 pemukiman transmigrasi, yang dihuni 45.067 kepala keluarga (175.530 jiwa). Jumlah transmigran ini lumayan banyak, karena pada pilkada bupati 2010 yang dimenangkan Herman Deru, jumlah pemilih yang terdaftar mencapai 439.257 orang.

Selain produktif, warga OKU Timur rupanya juga taat pajak. Tahun 2012, ketika PAD ditetapkan sebesar Rp 23 miliar, dan target pencapaiannya hanya 68 persen, per Agustus saja sudah tercapai 71,5 persen. Tahun 2013 lalu, ketika PAD ditetapkan Rp 30,8 miliar, dengan target pencapaian 83,33 persen, di bulan Oktober sudah tercapai 91 persen.

Meski PAD selalu tercapai, untuk pembangunan wilayahnya, APBD OKU Timur masih mengandalkan anggaran dari pusat. Pada 2013, untuk pertama kalinya, APBD menembus angka 1 triliun: Rp 1,082 triliun. Dari jumlah itu, seperti sudah disebut tadi, PAD hanya ditargetkan menyuplai dana Rp 30,9 miliar. Sisanya didanai dana perimbangan Rp 867,5 miliar dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 113,9 miliar. Untuk 2014 ini, APBD naik lagi menjadi Rp 1,139 triliun.

1. Belitang I
   
2. Belitang II
   
3. Belitang III
   
4. Belitang Jaya
   
5. Belitang Madang Raya
   
6. Belitang Mulia
   
7. Buay Madang
   
8. Buay Madang Timur
   
9. Buay Pemuka Bangsa Raja
   
10. Buay Pemuka Peliung
    
11. Bunga Mayang
    
12. Cempaka
    
13. Jayapura
    
14. Madang Suku I
    
15. Madang Suku II
    
16. Madang Suku III
    
17. Martapura
    
18. Semendawai Barat
    
19. Semendawai Suku III
    
20. Semendawai Timur

1. Belitang Mandiri
   
2. Belitang Makmur
   
3. Buay Madangmas