PT Bukit Asam Tbk, Tambang Batubara Tanjung Enim

PT Bukit Asam Tbk (persero) baru saja rampung membiayai pembangunan Stadion Utama Sekundang Bara senilai Rp 34 miliar di kota Muara Enim, kota yang jadi ibukota kabupaten dengan nama yang sama: Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Sekarang perusahaan ini sedang memulai pembangunan gelanggang renang di samping stadion tadi dengan biaya Rp 30 miliar. Kiranya hal itu bisa jadi gambaran betapa makmurnya BUMN yang satu ini.

Dan kalau Muara Enim jadi pihak yang mendapat sokongan, hal itupun rasanya wajar-wajar saja. Soalnya Bukit Asam memang menambang batubara di Tanjung Enim, kota tetangga Muara Enim, dan masih termasuk Kabupaten Muara Enim.

Tambang batubara di Tanjung Enim punya cadangan amat besar: 6,36 miliar ton. Yang diyakini sudah bisa dikeduk lewat tambang terbuka sebanyak 1,59 miliar ton. Adapun tingkat produksinya baru sekitar 20 juta ton per tahun.

Batubara dari Tanjung Enim dijual ke industri lokal (semen, pln, dll) dan juga diekspor. Pembeli terbesarnya adalah China, Jepang, dan Malaysia. Batubara itu dikirim ke berbagai penjuru Indonesia dan dunia setelah diangkut terlebih dahulu memakai kereta dan jalur kereta milik sendiri. Saat ini ada dua jalur kereta yang dibangun PT Bukit Asam dari Tanjung Enim. Yang satu ke pelabuhan Kertapati di Palembang, sejauh 167 km. Yang satu lagi ke pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung, yang berjarak 416 km.

Dari segala kerjanya itu, pada 2010 lalu Bukit Asam memperoleh penjualan Rp 7,9 triliun. Angka penjualan ini turun dari tahun sebelumnya yang Rp 8,9 triliun.

Saat menyerahkan bantuan Rp 10 miliar untuk pembangunan stadion Muara Enim pada Juni 2009, Bukit Asam mengungkap kalau pihaknya baru saja membayarkan dividen kepada pemerintah, dari keuntungan tahun 2008. Nilainya Rp 565,6 milyar. Sebagian teramat besar diberikan kepada pemerintah pusat: Rp 555,2 milyar. Sisanya: Rp 7,9 milyar untuk Pemprov Sumsel dan Rp 2,5 miliar untuk Pemkab Muara Enim.