Kantor Pos Purbalingga

Bantuan Langsung Sosial Masyarakat (BLSM) banyak yang tak tepat sasaran. Maksudnya bukan bantuan itu efektif atau tidak untuk mensejahterakan keluarga miskin. Itu urusan politik. Yang dimaksud adalah bantuan itu tak sampai ke orang yang dituju dan akhirnya dananya tak diambil. Di Kantor Pos Purbalingga, pada penyaluran Tahap I tahun 2013, tercatat 400 orang yang tidak mengambil jatah BLSM-nya. Nilai totalnya Rp 120 juta. Tinggi tingkat ketidaksampaiannya? Tidak juga. Soalnya, realisasi penyaluran Tahap I itu mencapai 99,5 persen. Total dana yang tersalurkan sebesar Rp 23.993.100.000, yang diterimakan kepada 79.977 orang.

Pada penyaluran Tahap II, rasio kesuksesannya lebih bagus: 99,49 persen. Dana BLSM senilai Rp 23.988.600.000 berhasil diserahterimakan ke 79.962 penerima. Yang tidak mengambil hanya 145 orang, dengan total nilai Rp 124,5 juta. Dana-dana yang tidak tersalurkan tadi dikembalikan ke kas negara.

Salur-menyalurkan sekarang memang jadi bisnis bagus untuk kantor pos. Dan tak cuma BLSM, Kantor Pos Purbalingga juga jadi penyalur saudara dekatnya: BSM alias Bantuan Siswa Miskin. Untuk yang satu ini, Kantor Pos Purbalingga mengklaim tingkat kesuksesannya 100 persen. Berapa nilainya dan berapa banyak penerimanya tak diketahui. Yang jelas, dana BSM dari Kemdibbud dan Kemenag, semuanya sampai: Rp 180.000 untuk siswa SD/MI, Rp 275.000 untuk siswa SMP/MTs, dan Rp 550.000 untuk siswa SMA/MA.

Bagaimana dengan bisnis surat-menyurat? Masih oke. Terutama untuk urusan kirim-mengirim surat lamaran kerja. Lebih tepatnya lagi, lamaran kerja jadi PNS. Ketika September lalu penerimaan PNS Kabupaten dibuka, peminat yang mengirim lamaran terbilang tinggi. Tercatat ada 2.259 surat lamaran yang ditujukan ke BKD Purbalingga. Berapa banyak PNS yang dibutuhkan. Tahun lalu itu, cuma untuk 40 PNS.

So, pada 2014, apa lagi yang akan disalurkan kantor pos yang bermarkas di alun-alun Purbalingga, di samping kantor Pak Bupati ini? So pasti: distribusi surat suara dari percetakan ke KPUD.