Wisma Kalla, Makassar

1000 Menara yang Gagal. Jusuf Kalla mungkin tersenyum saat membaca tulisan Wall Street Journal edisi pertengahan Oktober lalu itu. Soalnya, dia lah yang dianggap sebagai 'penggagas' dan 'penanggung jawab' proyek rusun atau apartemen sederhana dan murah di Indonesia. Wall Street Journal bilang, baru seratusan apartemen saja yang berhasil berdiri.

Sekarang, Jusuf Kalla mungkin mesam-mesem dan nggleges. Tadi malam listrik di Makassar dan sebagian Sulawesi Selatan padam. Apa hubunganya dengan JK? Siapapun tahu, selain rusun sederhana dan tabung gas Elpiji 3kg, Jusuf Kalla juga 'bertanggung jawab' atas proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW, semasa menjadi wakil presiden. Sekarang tentu ia tersenyum getir menyaksikan kampung halamannya sendiri mengalami pemadaman total akibat kerusakan di PLTU Tello, Makassar. Kalau proyek 10.000MW serba mulus, mungkin Sulsel dan tetangganya tak perlu gelap gulita.

Tapi boleh jadi, Jusuf Kalla tenang-tenang saja. Segalanya aman terkendali. Maklum, beliau dikenal sebagai pengusaha yang tegar dan tangguh, biasa menghadapi dunia bisnis (dan politik) yang penuh gelombang dan tantangan. Nafas seperti itu pula yang kabarnya mengilhami desain Wisma Kalla. Ini salah satu dari proyek 1000 menara? Tentu bukan. Wisma Kalla, yang diresmikan JK pada 18 Januari 2010, merupakan markas besar Group Kalla. Desain gedung itu --terutama terlihat di atapnya-- terinspirasi dari sosok perahu yang sedang mengarungi gelombang.

Wisma Kalla dibangun setinggi 70 meter, 14 lantai, di atas lahan seluas 5.363 meter persegi. Luas total lantainya mencapai 25.138 meter persegi. Di Makassar, kabarnya Wisma Kalla menjadi gedung tertinggi ketiga, setelah Menara Bosowa (23 lantai, 120 meter, 2008) dan Graha Pena (17 lantai, 2007). Tak hanya tampilan luarnya yang tidak terlalu jangkung, tampilan dalamnya pun tergolong gedung paket hemat: tinggi langit-langit hanya 2,6 meter, mirip hotel dua-setengah-meteran yang banyak terdapat di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.