Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

Provinsi Kalimantan Timur tadinya dikenal sebagai Federasi Kalimantan Timur. Federasi bentukan penjajah Belanda ini merupakan penggabungan dari 4 kerajaan yang ada di wilayah Kaltim. Ketika Indonesia merdeka, Federasi Kalimantan Timur pun masuk wilayah Indonesia dan mendapat status sebagai Daerah Istimewa pada 1956. Setahun kemudian, barulah Kaltim menyandang sebutan provinsi. Ketika itu wilayahnya terdiri dari 4 kabupaten (Kutai, Berau, Bulungan, dan Pasir) serta dua kota praja: Samarinda dan Balikpapan.

Beribukota Samarinda, Kaltim selama ini lebih dikenal dengan kota Balikpapan-nya. Hal ini tak lepas dari keberadaan Balikpapan sebagai sentra bisnis dan sentra industri minyak. Bahkan untuk ke ibu kota Samarinda pun, jika menggunakan pesawat, harus terlebih dahulu pergi ke Bandara Internasional Sepinggan di Balikpapan. Baru kemudian dilanjutkan dengan pesawat baling-baling semacam Casa 212 ke Bandara Temindung di Samarinda. Tapi sebentar lagi hal ini mungkin tak perlu karena sekarang tengah dibangun jalan tol Samarinda-Balikpapan.

Gubernur Kaltim pun setia pada ibukotanya. Kantornya tetap di Samarinda dan berada di tepian sungai yang jadi simbol Kaltim: Sungai Mahakam. Adapun Walikota Samarinda memilih untuk berkantor jauh dari sungai, dekat dengan Stadion Segiri, sebelah utara kantor gubenur.