//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

Pasar Beringharjo

Sabtu, 26 Maret 2011 09:01:02
photo: centhini/indoplaces

Jalan-jalan ke Malioboro tanpa ke Pasar Beringharjo, bagai sayur tanpa garam. Meski produk busana ataupun oleh-oleh yang dijajakan di Beringharjo sama dengan yang tergelar di sepanjang emperan Malioboro, rasanya kurang sip kalau tak berbelanja di pasar tradisional ini. Terlebih karena para pedagang Beringharjo bisa menawarkan harga grosir bila beli dalam jumlah banyak.

Sekarang, atau sejak akhir Februari lalu, Pasar Beringharjo tampil lain. Lantai dua, yang lama lowong karena pedagang hasil bumi tak mau memakainya sejak renovasi 1991, disulap jadi 'Zona Metro'. Menghabiskan dana Rp 20,1 miliar, bersumber dari kantong masing-masing pedagang, di Zona Metro kini hadir 50 gerai fashion, 20 gerai jajanan dan kelontong, dan 25 tempat kuliner. Gerai sebanyak itu dimiliki oleh 67 pedagang.

Usia Pasar Beringharjo sudah tua sekali. Dia pertama kali berdiri pada 7 Oktober 1756, di zaman Sultan Hamengkubuwono I. Selanjutnya, setiap ganti sultan, Beringharjo selalu direnovasi. Begitu juga setelah Sultan Hamengkubuwono IX, yang mantan Wapres RI, wafat. Pasar milik Pemkot Yogya ini direnovasi pada 1990 dengan biaya Rp 10,5 miliar. Sumber dananya, pinjaman Rp 3 miliar dari Menteri Keuangan pada 1988, Rp 1,5 miliar bantuan Pemprov DI Yogya pada 1989, dan Rp 6 miliar lagi pinjaman dari Menkeu pada 1991.

Renovasi mulai dilakukan pada 1990. Tahap pertama rampung pertengahan 1991, dan tahap dua pada akhir tahun. Pedagang mulai masuk seusai renovasi tahap pertama. Hanya saja, karena ditempatkan di lantai dua, para pedagang hasil bumi protes dan akhirnya banyak yang tak mau menempati. Walhasil Beringharjo lama sekali hanya dipakai lantai bawahnya saja oleh pedagang busana, kelontong, oleh-oleh, dan rumah makan.

Peta & Citra Satelit

Pasar Tradisional Malioboro

Pasar Beringharjo
Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 16
Kota Yogyakarta - 55122

Link: Pemkot Yogya, Subbag Kerjasama http://kerjasama.jogjakota.go.id