PLTU Indramayu

PLTU Indramayu merupakan bagian dari proyek percepatan tenaga listrik yang dulu dicanangkan Wapres Jusuf Kalla. Pembangkit listrik berbahan bakar batubara ini dibangun di lahan seluas 83 hektar di Desa Sumur Adem, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dari jalan raya Pantura sekitar 4 kilometer ke arah pantai.

Rencananya, PLTU Indramayu akan punya 3 unit pembangkit yang masing-masingnya berkapasitas 3 x 330 MW. Meski kapasitasnya kecil, PLTU Indramayu akan dikoneksikan ke jaringan sistem kelistrikan Jawa-Bali, yang saat ini totalnya mencapai 19.000 MW.

Yang saat ini sudah jadi baru Unit 1. Masih dalam tahap pengujian (komisioning), Unit 1 dijadwalkan sudah bisa operasional pada November 2010. Sedangkan Unit 2 baru akan rampung pembangunannya pada Februari 2011. Begitu juga dengan Unit 3 yang baru akan beroperasi pada Mei 2011.

Proyek PLTU Indramayu menelan dana USD 696,734 + Rp 1.497 milyar. Dananya berasal dari pinjaman Bank of China, konsorsium bank nasional dan PLN. Pelaksana kontrak pekerjaan adalah China National Machenery Industry (SINOMACH), China National Electric Equipment Corporation (CNEEC), dan PT Penta Adi Samudera. Konsultan disainnya PT Prima Layanan Enjinering. Sedangkan supervisi proyek oleh anak perusahaan PLN sendiri, PT. PLN Jasa Manajemen Konstruksi ( www.pln-jmk.co.id ).

Untuk pembangunan fisiknya, CNEEC menyerahkan proyek kepada PT Truba Jaya Engineering, anak perusahaan PT Truba Manunggal Engineering Tbk.

Kebutuhan batubara untuk PLTU Indramayu diperkirakan mencapai 4.200.000 ton / tahun. Nantinya listrik yang dihasilkan dari PLTU ini akan disalurkan melalui transmisi 150 kV ke Gardu Induk (GI) Sukamandi.