Pizza Hut - Jatiwaringin, Jakarta Timur

Banyak cara bisa dihadirkan untuk meramaikan masa awal sebuah outlet dagang. Sehari setelah pembukaan outlet Jatiwaringin, 1 Juni 2012, menjelang Maghrib sekitar pukul 18.00, Pizza Hut kedatangan 8 pria tak dikenal yang langsung masuk dan mengobrak-abrik kursi yang ada di dalam restoran. Walhasil, para tamu restoran pizza yang berlokasi di samping gerbang masuk Perumahan Perwira Tinggi TNI-AU ini, dan juga para satpamnya, berhamburan keluar mencari aman. Uniknya, keesokan harinya justru Pizza Hut yang menyampaikan permintaan maaf kepada para penyerbu restorannya itu.

Atraksi di masa awal pembukaan itu tentu bukan disengaja. Itu 'kecelakaan'. Para pria yang berbuat onar itu diduga sebagai preman yang belum kebagian jatah. ''Mungkin minta jatah belum dikasih. Mereka datang menggunakan mobil Grand Livina, langsung masuk, dan teriak meminta ketemu manajer sambil membanting kursi,'' kata seorang petugas keamanan Pizza Hut, yang enggan disebutkan namanya, kepada Merdeka. Soal kemana para pengacau itu pergi, sang satpam mengaku tak tahu. Katanya, ''Tidak beberapa lama setelah mereka datang, saya juga berlari bersama pengunjung lainnya. Jadi kurang tau perginya kawanan itu.''

Berbeda dari sang satpam, pihak manajemen Pizza Hut enggan menyebut penyerbu restorannya sebagai preman. ''Siapapun yang datang ke sini adalah tamu,'' bilang Leo, trainer di outlet yang saat itu dikenal sebagai PIzza Hut Cabang Makasar. Dan soal keramaian yang terjadi, ia bilang, ''Itu karena kesalahpahaman saja. Kami sudah minta maaf kepada mereka,'' kata Leo kepada Tempo, Ahad 3 Juni 2012. Soal hari pembukaan sang restoran, ia bilang kalau Pizza Hut di Jatiwaringin itu sudah mulai beroperasi pada 31 Mei 2012.

Romi, koordinator vallet parking di Pizza Hut Jatiwaringin, tak kalah diplomatis ketika ditanya soal kejadian itu. Kedatangan mereka itu menurutnya hanya sekedar silaturahmi. ''Sebelumnya juga ada yang silaturahmi ke sini, FBR dan Forkabi. Kemarin itu komunitas Ambon,'' kata Romi. ''Mungkin mereka melihat ada outlet baru, lalu mendatangi. Biasa saja,'' tambahnya.

Soal tamu yang bersilaturahmi itu, yang kemudian dikabarkan membuat porak-poranda restoran, juga disangkal Romi. ''Tidak ada piring atau gelas yang pecah,'' kata Romi.

Dulu sempat di sebut Cabang Makassar, outlet di Jalan Jatiwaringin ini sekarang disebut sebagai Pizza Hut Jatiwaringin. Sebutan ini mungkin lebih tepat, karena label Makasar terlalu luas. Makasar adalah nama kecamatan tempatnya berada. Lebih spesifik lagi, Pizza Hut Jatiwaringin ini berada di Kelurahan Cipinang Melayu. Yang jadi lokasi tidak lain adalah salah satu rumah di Perumahan Perwira Tinggi (Pati) TNI-AU Waringin Permai. Tepatnya rumah yang berada tepat di gerbang masuk perumahan.

Bagian muka perumahan besar dan mewah milik TNI-AU ini membentang di sisi timur Jalan Jatiwaringin, mulai dari Rumah Makan Sederhana di pertigaan Kompleks Kodam V Jaya (sebelah utara) hinga ke jembaan Tol Cikampek (sebelah selatan). Tak hanya rumah perwira itu yang disulap jadi bangunan komersial Pizza Hut, sejumlah rumah lainnya pun sudah lebih dulu berganti peruntukkan menjadi outlet bisnis, semacam Apotek Kimia Farma.

Masuk wilayah Kota Jakarta Timur, wilayah Kelurahan Cipinang Melayu dulunya adalah bagian dari Desa Jatiwaringin, Kecamatan Pondokgede, Kabupaten Bekasi. Lewat PP No 45 tahun 1974, Presiden Soeharto melakukan perluasan wilayah Jakarta. Di bagian Timur Jakarta, wilayah yang dicaplok adalah bagian utara wilayah Desa Jatiwaringin, mulai dari Kalimalang hingga --sekarang ini-- kawasan Jembatan Tol Cikampek. Wilayah selatannya tetap sebagai wilayah Desa Jatiwaringin. Desa ini sekarang sudah berubah jadi Kelurahan Jatiwaringin, dan area dekat jalan tol pun sudah dimekarkan menjadi Kelurahan Jaticempaka. Kecamatan Pondokgede pun sekarang ikut menjadi bagian dari Kota Bekasi, tak lagi bagian dari Kabupaten Bekasi.