Kantor Kepala Desa Jatihurip, Sumedang Utara

Meski berada agak di gunung, di pinggiran Kota Sumedang, nama Desa Jatihurip lumayan terkenal. Desa di Kecamatan Sumedang Utara ini kerap jadi pemberitaan di penghujung 2012 karena kantor kepala desanya bolak-balik jadi sasaran demo warga. Warga memprotes sang kades yang memberikan izin penggalian sumur artesis sedalam 120 meter di Perumahan Jatihurip, yang berada di Dusun Jatihurip, Desa Jatihurip. Sumur itu merupakan bantuan dari Kementerian Perumahan Rakyat untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi sekitar 1.000 KK warga Perumahan Jatihurip. Kantor kepala desanya sendiri berada dekat gerbang Perumahan Sindang Amanah.

Warga tak menginginkan kehadiran sumur artesis itu karena khawatir akan menghabiskan air permukaan yang ada dan menimbulkan krisis air di Desa Jatihurip dan dua desa tetangga: Desa Tarunamanggala dan Desa Jatimulya. Sumur artesis atau sumur air dalam itu dirasa perlu karena Desa Jatihurip memang berada di ketinggian sekitar 526 meter DPL. Sumur bantuan Kemenpera itu rencananya bakal dikelola PDAM Tirta Medal. Adapun pelaksana pembuatan sumur itu adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumedang.

PDAM Tirta Medal sendiri yakin sumur artesis itu tidak akan membuat kering sumur warga. Dasarnya adalah hasil survey yang dilakukan oleh Badan Geologi Bandung. Juga diungkapkan bahwa sumur artesis sebelumnya, yang dibuat di Kecamatan Cimalaka dan Kecamatan Paseh, terbukti tidak menguras mata air Cipanteuneun dan Cipaingeun.

Bagi masyarakat Kecamatan Sumedang Utara, kasus ini bukan yang pertama kali. Sebelumnya, di awal 2011, warga sudah pernah melakukan penutupan terhadap sumur artesis yang berada di Desa Jatimulya, karena membuat kering sumur warga. Sumur yang juga dikelola PDAM Tirta Medal itu mengalirkan airnya untuk warga Perumahan Asabri.