Terminal Harjamukti: Menyongsong Renovasi Rp 5 Miliar

Kalau naik bus ke Jakarta, naiklah bus yang ada di depan. Maksudnya bukan naik bus yang berada di deretan terdepan di jalur beratap yang ada di dalam area terminal. Melainkan naiklah bus yang ada di seberang jalan, di 'depan' terminal. Begitu nasehat kernet dan pedagang yang ada di Terminal Harjamukti, terminal dalam kota dan antar-kota di Kota Cirebon. Nasehat ampuh itu muncul karena bis ke Jakarta, dan juga tujuan lainnya, hanya punya jatah waktu ngetem amat pendek di terminal. Isi atau tidak, mereka harus keluar. Walhasil, bus-bus itu pun lantas ngetem lagi di 'depan' terminal berlabel ''Terminal Bis Harjamukti''. Termasuk bus PO Setia Negara, bus ekonomi tujuan Jakarta, bus milik Hiba Utama Group.

Terminal Harjamukti tidaklah terlalu besar. Kawasan terminal secara tidak langsung dipagari jalur keluar masuk yang melingkar berbentuk hurup U: masuk dari kiri, keluar dari kanan. Area tunggu penumpang berada di bangunan sebelah kiri (memanjang utara-selatan kalau di citra satelit), bercampur dengan loket bus malam, kios para pedagang, dan juga WC. Di bagian depan kiri terdapat kantor pengelola dan juga mushola yang cukup terpelihara. Selebihnya menjadi jalur pemberangkan bus, yang berjejer dari timur ke barat. Jalur pemberangkan ini cukup nyaman karena beratap dan menyambung dengan area tunggu penumpang.

Meski tergolong terminal primer, angkutan kota (angkot) tidak masuk ke terminal Harjamukti. Yang berlabuh di sini hanyalah bus AKAP (antar kota antar provinsi) , bus AKDP (antar kota dalam provinsi), dan minibus (yang biasa disebut Elf, merujuk nama minibus besar buatan Isuzu). Bus-bus AKAP biasanya hanya melintas saja di jalur terkiri atau dekat area tunggu penumpang, Bus lainnya, seperti sudah diceritakan di awal, menggunakan jalur lain untuk parkir sebentar, untuk kemudian keluar dan ngetem di pinggir jalan seberang terminal.