Aston Priority Simatupang, TB Simatupang, Jakarta Selatan

MKG Tower, gedung perkantoran di Jalan Letjen TB Simatupang, Jakarta Selatan, punya roof-top resto & bar bernama Soupanova Ecoksy di lantai 23. Tetangganya yang lebih muda, Astron Priority Simatupang - Hotel & Conference Center, tak mau kalah. Hotel milik Mirah Group dan didanai Kospin Jasa ini, menghadirkan roof-top ballroom di lantai 26. Dinamai Priority Sky Ballroom, balai pertemuan berkapasitas 700 orang ini hadir 26 Oktober 2015, atau 6 bulan setelah sang hotel beroperasi pada 11 Mei 2015. Ballrom ini menemani 12 ruang rapat yang sudah lebih dulu ada.

Aston Priority Simatupang dibangun dan dimiliki PT Nusa Pratama Property, anak perusahaan Mirah Group. Group yang satu ini ini merupakan kelompok usaha yang mengawali bisnisnya dengan membangun Hotel Mirah di Kota Bogor pada 1985. Sekarang, kelompok usaha yang akrab dengan Kospin Jasa ini --koperasi simpan pinjam yang berbasis di Pekalongan, Jawa Tengah-- sudah merambah ke bisnis migas lewat PT Poros Wahana Energi, yang punya andil di Wilayah Kerja Migas Rapak dan Ganal, tambang migas ultra-deep water di Selat Makassar, yang masuk wilayah Kabupaten Kutai Kartenegara. Bisnis lainnya mencakup properti (Ujung Berung Townsquare, Bandung), tambang batubara, dan teknologi informasi.

Batu pertama pembangunan Aston Priority Simatupang diletakkan pada 17 Juli 2012 oleh Kadafi Yahya, dirut PT Nusa Pratama Property, yang djuga dirut Mirah Group. Yang juga ikut hadir, selain Walikota Jakarta Selatan Walikota HM Anas Effendy, adalah HM Andy Arslan Djunaid, presiden komisaris PT Nusa Pratama Property, yang juga dikenal sebagai Ketua Umum Kospin Jasa. Pada seremoni perdana itu, sang dirut bilang kalau hotel bintang 4 yang dibangun di lahan seluas 4.728 meter persegi itu, dengan 24 lantai dan 321 kamar, menelan investasi Rp 350 milyar. ''Dananya dari internal dan Kospin Jasa,'' bilang Kadafi Yahya.

Diharapkan bisa selesai pembangunannya dalam waktu 1,5 tahun, hotel Aston Priority Simatupang akhirnya bisa melakukan soft-opening pada 11 Mei 2015. Sosok final sang hotel mengalami sedikit perubahan. Jumlah lantai yang semula diniatkan 24, meninggi jadi 26 lantai. Sebaliknya, jumlah kamar yang semula diniatkan 321 kamar, akhirnya susut menjadi 296 kamar. Yang tetap adalah statusnya yang tetap bintang 4, beserta pengelolanya, Archipelago International, sebagai pemegang merek dan pengelola jaringan Aston Hotel. Perusahaan manajemen hotel asal Indonesia ini juga memegang beberapa merek hotel lainnya: Neo Hotel, Fave Hotel, Alana Hotel, Royal Kamuela Hotel, dan Nomad Hotel. Setengah tahun setelah hotel beroperasi, barulah Priority Sky Ballrom dihadirkan.

Kamar dan suite yang ada di Aston Priority Simatupang dipilah ke dalam 6 kelas. Mulai dari Deluxe Queen Room (138 kamar), Deluxe Twin Room, Premier Room, Junior Suite, Executive Suite, hingga ke Governor Suite. Wartawan Tempo pernah 'meng-uji-coba' kamar Deluxe Queen Room pada April 2016, saat tarifnya sekitar Rp 900 ribuan. Kesannya: semua yang ada di kamar Deluxe Queen Room seluas 24 meter persegi terasa masih serba baru. Bantal pun melimpah: 8 bantal untuk satu kamar. Bagus semua? Ada juga disayangkan. Kamar terasa sempit. ''Susah mencari sudut untuk menggelar sajadah,'' tulis Tempo. Apa respon sang hotel? 'Namanya juga hotel di kota besar. Harus menghemat ruang,'' bilang Dewi Alya, yang saat itu jadi manajer humas Aston Priority Simatupang.