The Margo Hotel, Kota Depok
Orang nomor satu di suatu kota atau kabupaten biasanya suka meresmikan proyek ikonik di wilayahnya. Hal ini ternyata tak berlaku bagi Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail. Ketika Margocity, mall yang konon milik raksasa rokok Djarum Group dan kini jadi salah satu 'ikon' Kota Depok, diresmikan pada 24 Maret 2006, ia gagal datang. Ketika Margocity menghadirkan 'ikon' lain, The Margo Hotel, hotel bintang 4 pertama di Kota Depok, ia juga tak menghadiri peresmian yang berlangsung pada 17 September 2015 lalu. Pemkot Depok cukup mengutus Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya Mulyamto. Dan uniknya, sepekan kemudian sang walikota termasuk barisan orang yang ikut menyayangkan kehadiran hotel yang diresmikan tanpa izin operasional itu.
Nur Mahudi Ismail, tokoh politik asal Partai Keadilan Sejahtera, saat ini memang sudah tak menjabat lagi sebagai walikota. Sejak Februari 2016, setelah menuntaskan masa jabatan periode ke-dua-nya, ia digantikan mantan wakil walikota periode kepemimpinan pertamanya, Idris Abdul Shomad. Tapi saat Margocity dan The Margo Hotel mulai beroperasi, ia masih memimpin kota Depok. Ketika ribut-ribut soal izin operasonal The Margo Hotel muncul seusai peresmian, Pak Walikota pun ikut berbicara dengan wartawan pada 23 September 2016. Ia mengaku mendapat undangan menghadiri peresmian hotel. Tapi saat menerima undangan itu pula ia meminta jajarannya untuk memeriksa kembali segala perizinan hotel. Ternyata, hotel itu belum memiliki Sertifikat Layak Fungsi (SLF), yang merupakan bagian dari Izin Operasional. Salah satu yang jadi persoalan adalah trotoal di depan hotel, yang mestinya dibuat dengan lebar 2 meter, tapi ternyata hanya dibuat selebar 1 meter.
Kisruh SLF The Margo Hotel tampaknya sudah beres. Sekarang sang hotel, yang berada di sudut depan area pusat perbelanjaan Margocity, sudah beroperasi normal dan rutin menjamu para tamu umum. Juga menjadi tuan rumah aparatur pemerintahan yang suka rapat di hotel. Hal terakhir ini mungkin dilakukan, karena selain memiliki 285 kamar 'berkualitas bintang 5', hotel berlantai 16 ini juga dilengkapi dengan 11 meeting room dan 1 ballroom berkapasitas 1.200 orang.
The Margo Hotel, dan juga Margocity Mall, sama-sama dimiliki, dikembangkan, dan dikelola oleh PT Puri Dibya Property. Perusahaan ini biasa disebut sebagai bagian dari Djarum Group, produsen rokok yang kedua bosnya, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, masih dicatat Forbes (Desember 2015) sebagai orang terkaya nomor satu di Indonesia. Selain berjaya di rokok, Djarum Group juga sukses di sektor finansial karena jadi pemilik mayoritas Bank BCA. Di sektor properti, Djarum jadi pengelola dan pengembang Grand Indonesia (eks Hotel Indonesia) dan Menara BCA di kawasan Bundaran HI. Di bisnis elektronik, Djarum Group juga disebut-sebut jadi pemilik Polytron, produsen peralatan elektronik, televisi, dan juga ponsel.
Peta & Citra Satelit
Margocity
Kompleks Margocity Mall
Jl. Margonda Raya No 358
Kota Depok
Jawa Barat
Tel: 021-29515888
Fax: 021-29515889
Website: www.themargohotel.com
Pengembang:
PT Puri Dibya Property - Djarum Group
Margocity
Jl. Raya Margonda No 358
Kota Depok
Jawa Barat
Tel: 021-7270855, 7270769
Hotel Djarum Group
The Margo Hotel, bilang Bay Sjahfendi, punya 285 kamar, yang terdiri dari 260 deluxe room, 22 suite room, dan 3 executive suite. Sebagai pelengkap dihadirkan 'Ladies Room' yang didesain khusus untuk 'girls night'. Untuk bercengkerama di luar ruang, hotel ini punya Infinity swimming pool di lantai 3, yang disertai M Pool & Bistro, yang memungkinkan tamu hotel menikati pemadangan Gunung Salak di kejauhan.
Sebagai kota pendidikan, seperti adanya kampus Universitas Indonesia di Depok, banyak tamu internasional yang berdatangan ke Depok. ''Banyak tamu dari even internasional di Depok, seperti yang datang ke UI, yang mencari penginapan di Jakarta, padahal kondisinya macet. Kehadiran The Margo untuk menjawab kebutuhan tersebut,'' kata Bay Sjahfendi, pada peresmian yang dimeriahkan penyanyi Rika Rooslan dari group The Groove.
Tetangga Gramedia
Desain arsitektur hotel dirancang oleh PT Airmas Asri. Sayangnya, di websitenya, perusahaan ini tak menyebut The Margo Hotel sebagai salah satu portofolionya. Adapun pelaksanaan pembangunan dan konstruksinya dipercayakan kepada PT BAM Decorient Indonesia, anak perusahaan BAM International, perusahaan jasa konstruksi berdarah Belanda, yang juga mengerjakan proyek Margocity. Nilai proyek The Margo Hotel ini dicatat BAM International sebesar 11 juta Euro.
Menurut catatan BAM International, yang dikerjakannya adalah 12 lantai kamar hotel dan 3 lantai basement untuk parkir (yang dibuat dengan menggali tanah hingga ke dalam 14,5 meter), serta gedung 5 lantai yang jadi service-area dan back-office di bagian bawah depan hotel, plus dome unik di loby hotel. Jadi totalnya berapa lantai? Ya pokoknya, katanya, totalnya 16 lantai. Soal jumlah kamar, BAM Internasional, seperti juga dulu dibilang Johannes Irawan, mengaku membangun 288 kamar. Adapun resminya, sang hotel hanya menyebut 285 kamar. So, yang 3 kamar lagi kemana?
Berita Kota Depok
- Ahok Dipindahkan ke Markas Brimob Kelapa Dua Depok
- Nur Mahmudi Minta Hotel The Margo Patuhi Izin Operasional
- Margo Hotel Resmi Beroperasi
- Masih Digaris Polisi Pascakebakaran, Hari ini Margo City Belum Beroperasi
- Wali Kota Depok Resmikan Apartemen Margonda Residence III
- Hotel Margo City Habiskan Biaya Rp300 M
- Jabar Luncurkan 10 Gerai Samsat
- Menteri Agama Resmikan Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran (STKQ) Depok
- Obama Tiba di UI Lewat Jalan Darat
- Helikopter Obama akan Mendarat di Stadion UI
Sewukuto ke Sumatera Utara
Mengirim kargo ke puluhan kota tujuan di Sumatera Utara. Cepat dan terjangkau
Jadwal Kapal Pelni
Jadwal kapal Pelni dan kapal penumpang swasta Indonesia