Grand Trisula Hotel, Kabupaten Indramayu

Grand Trisula Hotel hadir di Indramayu, kota yang dikenal sebagai lokasi banyak sumur minyak di Jawa Barat. Pemiliknya pun, EPTCO Group, dikenal sebagai perusahaan yang berbisnis di bidang jasa engineering, konstruksi, pengadaan (EPC) di sektor migas. EPTCO Group ikut menggarap kilang Balongan atau kilang lain di Indramayu? Kalau mau membaca profile perusahaaan, kelihatannya sih tidak. Perusahaan ini, yang eksis sejak 1986, mengawali bisnisnya lewat proyek di Kilang Pertamina Cilacap dan kemudian mengerjakan proyek konstruksi migas di daerah lainnya, kecuali Indramayu.

Kisah kelahiran Grand Trisula Hotel tidak banyak diketahui. Yang pasti, ekspansi ke bisnis hotel diterjuni PT EPTCO Purindo Tama (EPTCO Group) setelah perusahaan ini, pada 2003, menghadirkan perusahaan lain bernama mirip: PT EPTCO Dian Persada yang berkantor di Jakarta. Perusahaan ini yang mengelola Grand Trisula Hotel? Bukan. Perusahaan yang terakhir ini juga bernisnis EPC. Perusahaan mana yang mengelola sang hotel tidaklah diketahui. Begitu juga dengan tahun kelahiramnya. Buku Direktori Perusahaan dan Penyedia Akomodasi 2006, yang diterbikan BPS sebagai hasil Sensus Ekonomi 2006, belum mencantumkan kehadiran hotel ini. Yang sudah tercatat pada buku itu adalah hotel yang tepat jadi tetangga sebelahnya: Prima Indramayu Hotel.

Hotel Grand Trisula semula merupakan hotel berkelas Melati 3. Pemprov Jabar sampai sekarang masih menyebut hotel di Jalan DI Panjaitan No 77 ini dengan nama New Trisula Hotel. Kapan hotel ini salin nama tidaklah diketahui. Tapi perubahan statusnya, dari hotel melati menjadi hotel bintang 2, terjadi setelah Grand Trisula Hotel mendapat sertifikat dari PT Karsa Bhakti Persada, sebuah lembaga sertifikasi usaha pariwisata (LSUP), pada 15 Agustus 2016.

Grand Trisula Hotel hadir tidak sebagai hotel bertingkat. 50 kamar hotel yang tersedia hadir di berbagai bangunan bersosok rumah yang tersebar di area hotel. Kamar-kamarnya dipilah ke dalam beberapa kelas: 31 kamar superior, 13 kamar deluxe, 4 kamar executive, dan 2 kamar suite. Selain sebagai tempat menginap, hotel ini juga laris sebagai sarana konvensi berkat kehadiran 2 ruang pertemuannya: Jakarta Hall (yang berkapasitas 250 orang) dan Cilacap Hall (30 orang). Kongres Nasional Buruh Migran Indonesia ke-4, misalnya, digelar di hotel ini selama 4 hari 4 malam pada 17-20 Desember 2016. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama, pada 29-30 Nopember 2017, juga pernah menjadikan hotel ini tempat menggelar pelatihan pengelolaan media zaman now.