Gajah Mada Hotel, Kabupaten Lumajang

Gajah Mada Hotel. Graha Mulia Hotel. Atau GM Hotel. Semua nama ini merujuk hotel berbintang dua yang sama, yang ada di Jalan Pangeran Besar Sudirman, Kabupaten Lumajang. Sedari awal, ketika buka pada 1985, namanya adalah Gajah Mada Hotel. Hotel ini adalah 'adik' dari toko kain Gajah Mada yang lahir setahun sebelumnya. Sang adik dibangun di bagian belakang toko kain. Ketika sang kakak membesar menjadi toserba dua lantai, ada aturan kalau nama toko tak boleh pakai nama pahlawan. Maka, pada 2002, sang kakak salin nama menjadi Graha Mulia. Nama sang adik tetap Gajah Mada.

Toserba Graha Mulia dan Gajah Mada Hotel merupakan usaha keluarga. Toko kain Gajah Mada didirikan pengusaha bernama David Lesmana Salim, sementara sang hotel didirikan ayahnya: Gunawan Salim. Sejarah keduanya seperti jalan beriringan karena berada di lokasi yang sama dan kehadirannya melengkapi satu sama lain. Salah satu alasan pendirian Hotel Gajah Mada, misalnya, adalah untuk memberi akomodasi bagi para suplaier yang banyak mensuplai toko kain Gajah Mada. Terlebih setelah toko ini pada 1989 diperbesar menjadi toko yang selain menjual kain juga menjual busana dan pakaian jadi.

Usaha toko Gajah Mada makin membesar ketika sang pemilik membuka toko Gajah Mada di Kabupaten Probolinggo pada 1991, yang ukurannya lebih besar dari yang ada di Lumajang. Seolah tak mau kalah, toko yang di Lumajang akhirnya bisa diperbesar juga setelah David Lesmana Salim membeli lahan di sebelah toko pada 1993. Dari semula hanya beralamat di Jalan Pangeran Besar Sudirman No 42, lahannya membentang hingga ke lahan No 46. Setelah diperbesar, status toko Gajah Mada ditingkatkan menjadi Toserba Gajah Mada: menjual kain, busana, dan serta aneka barang kebutuhan sehari-hari.

Pada 2002, Toserba Gajah Mada dirombak total. Gedungnya dibangun baru, 2 lantai, dan full-AC. Lantai satu dipergunakan untuk supermarket. Lantai 2 untuk department store dan arena bermain anak. Pada 2002 itu pula nama toko diubah menjadi Graha Mulia, karena adanya aturan Pemkab yang melarang penggunaan nama pahlawan sebagai nama toko. Sang hotel, yang berada di belakang Toserba Graha Mulia, dibuatkan pintu masuk di ujung lahan sebelah utara, No 46. Dengan kata lain, selain lorong masuk, Gajah Mada Hotel tak punya tampilan muka yang bisa dilihat orang dari pinggir jalan raya. Wajah depannya adalah Toserba Graha Mulia. Plus papan nama bertuliskan GM: Hotel dan Toserba.

Ketika berdiri, Gajah Mada Hotel beroperasi dengan 41 kamar bertipe ekonomi, standard, dan VIP. Setelah mengalami menjalani berbagai perluasan, Gajah Mada Hotel yang kini tergolong hotel bintang 2, jadi punya 64 kamar, mulai dari President Suite, Garden Suite, Executive Suite, kamar superior, kamar deluxe, dan kamar standard. Sebagai hotel yang berada di belakang toserba, kamar-kamar hotel ini tersebar di bangunan dua lantai berformat U yang mengelilingi atau menjadi pagar bagi lahan hotel dan toserba. Di tengah lahannya terdapat taman dan lahan parkir yang menjadi area terbuka sang hotel.

Selain kamarnya yang bernuansa hotel bintang, Gajah Mada Hotel juga populer dengan hall dan Arjuna Room-nya yang kerap digunakan untuk berbagai pertemuan besar dan rapat. Juni 2017 lalu, misalnya, Yayasan Pendidikan Kristen Korda Jember dan Sekitarnya menggelar Seminar Pendikan Kristen yang diikuti 90 peserta dari berbagai lembaga pendidikan kristen di Arjuna Room. Di masa sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, bersama Persakmi (Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia), juga pernah menggelar seminar kesehatan yang dihadiri 100 kepala rumah sakit, kepala puskesmas, dan pejabat kesehatan lainnya di Hall Gajah Mada Hotel.