Erian Hotel, Jakarta Pusat

Hotel bari para FIT, alias fully independent traveller, atau frequent independent traveler. Atau lebih simpelnya lagi, solo traveller, atau orang yang suka pergi sendirian. Begitulah peruntukkan yang diniatkan bagi Erian Hotel, ketika menggelar soft-opening pada 24 Mei 2018. Walhasil, tak usah heran kalau kamar yang tersedia di hotel kelas bintang 3 ini berukuran kecil: 14 dan 18 meter meter persegi. Juga takkan dijumpai tempat tidur ukuran king size pada hotel milik PT Jekael Hotelindo ini. Yang tersedia hanya tempat tidur ukuran queen size dan single bed.

Erian Hotel merupakan hotel baru. Desainnya dirancang Artada Design sebagai hotel 8 lantai yang punya 80 kamar. Lahannya yang tak terlalu lebar di pusat kota Jakarta, dulunya dikenal sebagai Graha DCS, yang antara lain dipakai sebagai kantor Bank HSBC. Penampakannya sebagai Graha DCS masih bisa dilihat di Google Street View edisi Februari 2013. Pada Mei 2015, gedung itu sudah rata dengan tanah. Kontraktornya, PT Prakawija Delaganda, sudah mulai pasang pagar proyek, lengkap dengan gambar desain sang hotel. Ketika Google Street View lewat lagi pada Januari 2016, masih belum terlihat sosok sang hotel. Ketika dilintasi lagi pada Desember 2016, progres konstruksi sudah mencapai lantai tertinggi dan nama Erian Hotel sudah mulai dipasang di pagar proyek.

Nama Erian Hotel merupakan nama final bagi hotel ini. Soalnya, per Februari 2015, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta mencatat hotel milik PT Jekael Hotelindo ini dengan nama Ayani Hotel. Dan yang tercatat sebagai penanggung jawabnya adalah Eriec M Lontoh, SH. Tak diketahui mengapa namanya diganti, dan juga tak diketahui apa makna nama hotel yang sekarang dipakai, Erian Hotel. Yang pasti, hotel ini didesain sebagai hotel dengan tampilan modern, kontemporer, dan dengan nuansa minimalis. Dan saat soft-opening, baru 4 lantai saja yang difungsikan dan lantai lainnya masih dalam tahap penyelesaian.

Ketika beroperasi Hotel Erian hanya menghadirkan 71 kamar, atau tidak seperti seperti rancangan awalnya. Rinciannya: 10 kamar tipe Superior ukuran 15 meter persegi; 62 kamar Deluxe ukuran 18 meter persegi; dan 9 kamar Premiere dengan luas 24 meter persegi. Karena diorientasikan bagi para FIT atau solo traveller, kamar-kamar hotel hanya dilengkapi dengan tempat tidur ukuran queen size, single bed, dan twin bed. Tapi, kalau mau mampir ke websitenya sekarang, niatan hotel tanpa kolam renang ini menjadi hotel bagi para 'solo traveler' agaknya sudah direvisi: 5 dari 9 kamar Premier sekarang diubah menjadi 'Family Room', yang dilengkapi dengan satu queen bed dan satu single bed. Tarif kamarnya, di berbagai website reservasi hotel, ditawarkan dengan harga mulai dari Rp 500 ribuan.

Sarana konvensi Erian Hotel tak terlalu banyak. Dia hanya punya 4 ruang rapat ukuran kecil: Erian 1, 2, dan 3 yang berkapasitas 40 dan 60 orang, serta Erian Suite yang berkapasits 100 orang. Sarana pelengkap lain yang sudah hadir adalah Coffee Shop atau restoran yang menyajikan menu Indonesia, oriental, dan menu barat. Fasilitas kuliner lain yang sejak awal diniatkan hadir adalah Rooftop Bar di lantai paling atas. Tapi di websitenya sang hotel sampai sekarang masih menyebut Rooftop Bar ini dengan status 'coming soon.