//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

Pesarean Gunung Kawi, Wonosari, Kabupaten Malang

Kamis, 30 September 2010 10:50:52
photo: che/indoplaces

Berjalan 7 keliling, dan berhenti di tiap pintu tangga naik ke Pendopo Agung Pesarean Mbah Djoego. Itulah yang dilakukan tua dan muda, ibu-ibu dan bapak-bapak, siang dan malam, di pesarean 'kramat' di Gunung Kawi, Malang, Jawa Timur. Pada setiap langkah 'thawaf' mereka berdoa serta membisikkan permintaan dan harapan. Mereka berharap dua Mbah yang dimakamkan di sana bisa menjadi perantara agar keinginan dan cita-cita bisa terkabulkan. Bisa mendapatkan 'peruntungan' kata orang.

Siapa Mbah Djoego? Mbah Djoego tak lain adalah Kyai Zakaria II, yang bernama asli Raden Mas Soeryo Koesoemo, salah seorang penasehat spritual Pangeran Diponegoro. Usai Perang Diponegoro (1825-1830), Kyai Zakaria melarikan diri dan mengembara ke wilayah Jawa Timur dan akhirnya menetap di Dusun Djoego, Desa Sanan, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Mengembangkan ajaran Islam di Dusun Djoego, beliau biasa dijuluki Mbah Djoego. Sekitar tahun 1850, salah seorang senopati Pangerang Diponegoro, yang juga anak angkat dan muridnya, RM Jonet alias RM Imam Soedjono, datang menyusul. Oleh Mbah Djoego, Imam Soedjono lantas diperintahkan melakukan babat alas di kawasan selatan Gunung Kawi.

Area pemukiman baru ini sekaligus diniatkan jadi tempat memakamkan dirinya jika kelak wafat. Dan terbukti, Mbah Djoego memang akhirnya dimakamkan di sini ketika wafat pada 1871. Ketika Kanjeng Eyang Imam Soedjono meninggal dunia pada 1876, dia juga dimakamkan di sana. Sekarang ini, di sebelah selatan area wisata ziarah Gunung Kawi ini juga sudah dibangunkan Masjid Agung Imam Soedjono.

Saat babat alas dulu, rombongan ekspedisi RM Imam Soedjono juga sudah diikuti oleh sejumlah tokoh Tionghoa yang jadi murid Mbah Djoego. Antara lain Mbah Sipat (Tjan Thian) dan Mbah Kijan (Tan Giok Tjwa). Mereka kemudian ikut menetap di sana dan terus menjalankan agamanya. Karena itulah di area wisata ziarah ini juga terdapat klenteng dan vihara.

Peta & Citra Satelit

Keramat Gunung Kawi

Pendopo Agung Pesarean Mbah Djoego
Gunung Kawi
Dusun Wonosari
Desa Wonosari
Kecamatan Wonosari
Kabupaten Malang

Bukan Menyembah Mbah Djoego

Para peziarah yang berdatangan tidak mengkultuskan atau menyembah Mbah Djoego yang dimakamkan disana. Mereka hanya berkeyakinan sang mbah bisa menjadi perantara yang menyampaikan doa mereka ke sang maha kuasa.

Jadwal dan Tarif Selamatan di Gunung Kawi

Yayasan Ngesti Gondho, sebagai pengelola kompleks Pesarean Gunung Kawi, menerapkan keterbukaan dalam hal tarif selamatan dan penyelengggaraan aneka ritual. Tarifnya, dan juga jadwal ritual, di pasang di loket masuk pesarean.

Ciam Si dan Kwan Im

Tak hanya umat Islam, masyarkakat Tionghoa juga datang ke sana untuk berdoa di klenteng yang ada kawasan Pesarean Gunung Kawi, yakni Klenteng Kwan Im, dan juga Ciamsi.

Klenteng Gunung Kawi

Bangunan klenteng Kwan Im, yang berada di pelataran masuk Pesarean Gunung Kawi, terbakar pada Maret 2010 dan belum kunjung dipebaiki. Untuk sementara, kegiatan klenteng dilangsungkan di bangunan rumah juru kunci pesarean di sebelah utara.

Gerbang Selamat Datang Gunung Kawi

Kawasan wisata ziarah Gunung Kawi juga dilengkapi gerbang selamat datang, yang sekaligus juga berfungi sebagai pos retribusi, di Jalan Imam Soedjono.

Gerbang Selamat Jalan Gunung Kawi

Dari depan, penampakannya adalah gerbang selamat datang. Dari belakang, ya gerbang selamat jalan.