Living Plaza, Dago Plaza, Kota Bandung

Dago Plaza berhenti berkicau di Tweeter sejak 27 Juli 2013. Bosan ngetweet? Main social media tak bermanfaat? Bukan. Dago Plaza-nya yang bubar. Plaza yang sejak hadir pada 2002 memposisikan diri sebagai 'pusat hiburan', dan bukan 'pusat perbelanjaan', itu memang pamit mundur dari peredaran pada pertengahan 2013. Para penghuninya juga sudah lebih dulu menghilanng satu demi satu. Sempat vakum hampir setahun, Dago Plaza akhirnya siuman lagi, tapi ganti kepribadian. Namanya bukan lagi Dago Plaza, tapi jadi Living Plaza. Living Plaza-nya Ace Hardware? Tak salah lagi.

Di mana ada Living Plaza, di situ pasti ada Ace Hardware, supermarket perkakas dan perabot rumah tangga. Bukan karena Ace Hardwarre jadi pemiliknya, tapi karena keduanya sama-sama milik Kawan Lama Group. Dan Living Plaza merupakan sebutan bagi gedung pusat perbelanjaan yang menjadi outlet bersama seluruh usaha ritel Kawan Lama Group. Mulai dari Ace Hardware, Ace Homecenter, Informa Furnishing (supermarket furniture), Office 1 (supermarket perlengkapan kantor), Toys Kingdom (arena bermain anak), dan belakangan ditambah lagi dengan White Brown Electronics (supermarket elektronik), Bike Colony, dan Chatime (kedai teh bubble ala Taiwan). Living Plaza kini sudah hadir di banyak kota di Indonesia.

Dago Plaza versi lama sejak awal memang dihadirkan sebagai pusat hiburan. Tak ada toko pakaian, department store, atau pun supermarket di sana. Yang hadir di sana adalah berbagai restoran --semacam Hanamasa dan Pizza Hut-- serta tempat karoke dan tempat bermain billiard. Dago Plaza resmi menjelma menjadi Living Plaza mulai mulai 10 Juni 2014. Dari semula berkesan centil dan norak, gedung itu disulap menjadi gedung yang tampil lebih serius. Di saat pembukaaan, Informa Furnishing, mendapat jatah lahan dagang seluas 4.000 meter persegi. Totalnya, bangunan 4 lantai yang menjadi Living Plaza punya area komersial seluas 9.000 meter persegi.

Lho, kok 4 lantai? Dago Plaza kan 12 lantai? Yang 4 lantai adalah bangunan di bagian depan. Hanya itu yang jadi Living Plaza. Sedangkan bangunan semi-undar di bagian belakang, yang berlantai 12, sebagian memang ada yang dipakai Informa, tapi sebagian besarnya lagi masih ditempati tenant lamanya. Dengan kata lain, gedung bundarnya masih menyisakan gambaran masa lalu sang plaza, dan masih menyandang nama Dago Plaza. Tapi secara keseluruhan, kini orang lebih mengenal seluruh kompleks itu sebagai Living Plaza.