Adaro, Menara Karya, Kuningan, Jakarta Selatan

Nama Adaro menempel besar di puncak gedung 26 lantai ini. Tapi ini bukan Adaro Tower. Nama resmi gedung full kaca ini adalah Menara Karya. PT Adaro Energi Tbk, konglomerasi batubara Indonesia milik Garibaldi 'Boy' Thohir, kebetulan menyewa lantai 18 gedung itu dan menjadikannya kantor pusat. Berbagai anak perusahaannya, termasuk PT Adaro Indonesia, memilih berkantor di Tempo Scan Tower yang ada di seberang jalan.

Berlantai 26, plus 4 lantai basement, Menara Karya tampil sebagai gedung unik. Selain dikenal gedung sadar energi karena sepenuhnya berdinding kaca, keunikan gedung yang dirancang Arquitectonica (Miami, AS), ini adalah lantai 23 dan 24 yang dibuat terpelintir dan menyembul keluar. Gedung milik PT Karyadeka Pancamurni (Karyadeka Group) ini dibangun mulai Mei 2005 dan selesai pada Desember 2006. Bertinggi total 126,5 meter ini, dan punya luas lantai 26.500 meter persegi, biaya proyek Menara Karya mencapai 26,5 juta dolar.

Nama Karyadeka Group sebagai pemilik boleh jadi tak terlalu populer. Kelompok usaha milik keluarga Ronald Korompis ini, yang sekarang ditangani salah satu putranya: Didi F Korompis, memang low-profile. Tapi banyak orang tahu dan jadi penikmat gedung lain miliknya: Menara Cyber atau Gedung Cyber 1 (selesai 1995, gedung favorit para penyedia akses internet atau ISP di Indonesia, Menara Kadin (1997, markasnya Kamar Dagang Indonesia), dan Cyber 2 Tower (2009, juga favorit ISP, serta jadi kantor Google Indonesia). Perusahaan ini juga punya Kawasan Industri Karyadeka Pancamurni di Cikarang, Kabupaten Bekasi.

Di sektor properti perumahan, Karyadeka Group lebih suka bermitra dengan konglomerat lainnya. Dengan Ciputra Group, Karyadeka sudah sejak 2012 mengembangkan kota mandiri Citraland BSB City di Semarang. Dan sejak tahun lalu, bersama PT Metropolitand Land Tbk, membentuk PT Metropolitan Karyadeka Development untuk mengembangkan kawasan terpadu Metland Cyber City di pinggiran Jakarta Barat dan Tangerang.