Graha Vivere, Slipi, Jakarta Barat

Vivere Pericoloso, kata Bung Karno. The Year of Living Dangerously, kalau disulap jadi judul film. Tapi bukan itu makna Graha Vivere, gedung yang jadi markas Vivere Group. Sosok gedung dan kelompok usaha ini lebih enak dimaknai sebagai living grandiosely: hidup serba wah. Soalnya, sesuai nama legal sang group, PT Gema Graha Sarana Tbk, yang biasa disingkat GGS --yang bukan bermakna ganteng-ganteng srigala--- bisnis utamanya adalah desain interior dan produksi furniture kelas atas. Singkat kata, Vivere lebih nyaman dimakna sebagai living.

Bicara soal living, PT Gema Graha Sarana Tbk sudah menjalani hidup di bisnis 'sarana graha' sejak 1984 dan memasang label 'Tbk' di belakang namanya pada 2002. Setahun setelah go public, barulah brand 'Vivere' diperkenalkan untuk menamai jaringan gerai ritel furniture, produk interior, dan produk life style yang dibukanya. Gerai ini dikelola PT Vivere Multi Kreasi, yang ketika itu belum tergolong anak perusahaan, tapi masih jadi perusahaan afiliasi. Baru pada 2005 perusahaan ini diakuisisi dan GSS pun kemudian secara resmi me-reboot ulang diri dan bisnisnya sebagai Vivere Group.

Sekarang, lini bisnis Vivere Group mencakup kontraktor interior, produksi komponen atau bahan baku furniture, produksi dan penjualan furniture rumah, produksi dan penjualan furniture kantor, kontraktor mekanikal dan elektrikal, dan ekspor. Sang induk, GGS sedari awal menekuni bisnis kontraktor interior. Bisnis keduanya adalah kontraktor mekael yang mulai dijalankan anak perusahaan yang dibentuk pada 1994: PT Prasetya Gema Mulia. Pada 1997 lahirlah PT Laminatech Kreasi Sarana, perusahaan yang memproduksi komponen atau bahan baku furniturer: HPL (high-pressure laminate) dan PLC (panel laminated component). Pabrik Laminatech berada di Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi. Dan akhirnya muncul PT Vivere Multi Kreasi. Konon sampai sekarang jumlah anak perusahaannya masih tetap tiga.

Graha Vivere sendiri mulai ditempati dan resmi jadi kantor pusat perusahaan sejak Februari 2006. Mengapa memilih tempat di kawasan perempatan Slipi? Mungkin agar dekat dengan Jakarta Design Center, gedung yang sedari dulu dikenal sebagai gedung pameran dan pusat desain interior kelas atas Jakarta. Gedung yang terakhir ini merupakan kepunyaan Bangun Tjipta Sarana Group, kelompok usaha bentukan Siswono Yudohusodo, pengusaha konstruksi yang pernah jadi menteri perumahan rakyat dan menteri transmmigrasi di era Soeharto, dan juga pernah jadi calon wakil presiden.