SB Mart Citra Indah, Bukit Heliconia, Jonggol

Kalau Anda sudah punya 30 gerai minimarket Indomaret, apa yang akan Anda lakukan? Uncang-uncang kaki? Tambah lagi? Atau bikin minimarket sendiri? Kalau hal itu ditanyakan kepada para pengurus Koperasi Sejahtera Bersama, jawabnya adalah tambah mini market baru dengan merek sendiri. Walhasil, setelah menjadi mitra Indomaret sejak 2005, mulai Agustus 2010 koperasi yang berkantor pusat di Bogor ini mengembangkan minimarket merek sendiri, SB Mart, singkatan dari Sejahtera Bersama Mart. Tak perlu lama, di tahun berikutnya, 2011, sudah hadir 45 outlet SB Mart di berbagai kota di Jawa Barat. Tahun berikutnya sudah mekar lagi menjadi 145 outlet.

Kalau melihat sosok gerainya, termasuk gerai yang satu ini, yang resmi hadir pada Juli 2013 di gerbang cluster Bukit Heliconia, Perumahan Citra Indah, orang mungkin mengira SB Mart merupakan mini market bernuansa syariah. Maklum, warna gerainya dominan hijau tua dan hijau muda. Logonya pun berkesan memetik huruf arab Kaf dan Tho untuk mensimulasikan huruf S dan B. Nuansa Islaminya pun makin kental dengan berbagai stiker di kaca toko yang berbentuk bintang segi delapan, seperti yang biasa menghiasi kartu lebaran dan ornamen masjid. Benarkah SB Mart minikmarket syariah? Entahlah. Berbagai liputan media tak pernah menyinggung soal itu. Yang pasti, SB Mart mengklaim diri sebagai minimarket yang mengusung nilai-nilai Islam. Dan pendiri sekaligus ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Sejahtera Bersama, Dasep Surahman, adalah alumni Universitas Islam Bandung.

SB Mart masih terus membuka peluang kepada banyak orang untuk menjadi mitranya. Dalam perbincangan dengan Kontan pada 2012, disebutkan kalau nilai investasi untuk membuka gerai SB Mart sebesar Rp 700 juta. Biaya itu hanya untuk renovasi tempat, suplai barang dagangan, rekrutmen karyawan, dan pelatihan karyawan. Adapun ruang atau tokonya harus disediakan sendiri oleh mitra. Luas toko diharapkan sekitar 200 meter persegi.

Outlet SB punya omzet berlainan. Outlet mitra ditarget memperoleh omzet antara Rp 180 juta sampai Rp 320 juta dalam sebulan. Berapa margin keuntungannya? Ternyata kecil: sekitar 2 persen dari omzet. Bisa begitu karena 85 persen dari omzet dipakai untuk membayar pengadaan barang, yang jumlahnya mencapai sekitar 5.000 item barang. Meski markin keuntungannnya kecil, dalam hitungan KSU Sejahtera Bersama, para mitra sudah bisa balik modal dalam waktu 3 tahun.