Dodik Bela Negara, Rindam III/Siliwangi

Oktober tahun lalu menjadi hari-hari was-was bagi para preman di Jawa Barat. Di Cirebon, 15 orang yang diduga preman diamankan ke Mapolres Cirebon. Kejadian serupa juga berlangsung di Sumedang, Subang, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, dan Bandung. Tak cuma preman, calo, pengamen, dan anak jalanan juga dijaring. Tercatat tak kurang dari 275 preman dkk yang akhirnya diangkut. Digundulin dong? Pasti. Terus?

Para preman itu memang digunduli. Tapi dalam rangka pendidikan, tak beda dengan menwa atau satpam yang biasa dibikin plontos kalau lagi pendidikan. Ratusan preman itu dibawa dan diinapkan selama 4 hari (23 s/d 26 Oktober 2013) di barak militer Dodik Belanegara Rindam III/Siliwangi yang ada di Cikole, Lembang, Bandung Barat. Dodik atau Depo Pendidikan ini berada di kawasan wisata Cikole, daerah pegunungan padat villa dan resort, tak jauh dari kawasan wisata Gunung Tangkuban Perahu.

Kegiatan di Dodik Belanegara itu bukan melulu maunya Kodam III/Siliwangi. Melainkan program bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kodam III/Siliwangi, Kodam Jaya, Polda Jawa Barat, dan Polda Metro Jaya. Nama resminya, program 'Penanganan Terpadu Keamanan, Ketertiban Umum, dan Ketenteraman Masyarakat di Wilayah Jawa Barat.' Gelaran itu dibuka langsung oleh Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamim.

Selama digembleng di Cikole, para premena ddk itu menerima banyak pendidkan dan latihan: keagamaan, character building, kewirausahaan, pelatihan pengembangan diri, permildas, pembinaan jasmani berupa senam pagi, renungan malam, outbond, bahaya narkoba, kesadaran hukum, sikap dan perilaku bela negara, bahaya seks bebas, pertukangan, perdagangan, pertanian, peternakan, perdagangan, motivasi, meningkatkan jiwa dan semangat kompetensi, serta kerjasama dalam kelompok atau team work.

Tak cuma dibekali omongan dan pelatihan, mereka juga di bekali uang ketika pulang. Adalah Azis Syarif, pengusaha Jabar yang juga ketua KONI Jabar, yang memberi uang Rp 500 ribu kepada masing-masing peserta pendidikan bela negara itu untuk modal usaha.