Gedung Dakwah Muhammadiyah Purbalingga

Bulu mata Syahrini dan Muhammadiyah. Adakah hubungan di antara keduanya? Sedikit banyak ya ada. Bulu mata ala Syahrini, bulu mata khas yang punya panjang 40 milimeter, pernah dibuat di Gedung Dakwah Muhammadiyah di kota Purbalingga ini. Tapi, bukan berarti gedung ini berubah fungsi jadi pabrik bulu mata, yang merupakan industri khas Kabupaten Purbalingga. Melainkan, di sana ditampilkan sejumlah buruh yang sedang membuat bulu mata Syahrini, sebagai pelengkap diskusi peruburuhan yang sedang berlangsung.

Adalah Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Cabang Persiapan Kota Purwokerto yang menggelar diskusi perburuhan di Gedung Dakwah Muhammadiyah itu. Para pekerja pabrik bulu mata yang dihadirkan, sehari-harinya ditargetkan membuat bulu mata ala Syahrini sebanyak 20 pasang. Per pasangnya, mereka hanya dibayar Rp 450 (empar ratus lima puluh rupiah). Selain menampilkan buruh yang memperagakan pekerjaanya, diskusi pada November 2013 itu juga diramaikan pemutaran film 'Working Class Heroes' dan 'Mata Buruh' karya pelajar Purbalingga.

Gedung Dakwah Muhammdiyah, yang berada tepat di samping kantor pajak KPP Pratama Purbalingga, memang terbilang laris digunakan untuk berbagai kegiatan. Seperti terbaca tadi, penggunanya bukan kalangan internal Muhammadiyah. Organisasi Islam non-Muhammadiyah pun kerap memakainya. Misalnya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) cabang Purbalingga.

Dua pekan lalu, ba'da Jumnat, HTI Purbalingga menggelar ceramah 'Remaja Smart: Remaja Anti Gaul Seks Bebas' di sana. Pesertanya: warga Muhammadiyah. Lebih tepatnya lagi, 350 siswa dan siswi SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga, yang sekolahnya tak seberapa jauh lokasinya dari Gedung Dakwah Muhammadiyah. Sebelum Jumatan, HTI Purbalingga menggelar ceramah serupa bagi 300 siswa dan siswi SMA Muhammadiyah Purbalingga, di aula sekolah mereka di kawasan alun-alun Purbalingga.

Yang jadi sasaran dakwah soal seks bebas itu bukan hanya siswa-siswi Muhammadiyah. HTI Purbalingga mengkampanyekan hal yang sama kepada siswa sekolah lainnya. Keesokan harinya, misalnya, HTI Purbalingga mengusung dakwahnya itu ke Masjid SMK Negeri 1 Bukateja, di kecamatan tetangga, yang masih masuk wilayah Kabupaten Purbalingga. Niatnya, HIT Purbalingga mendakwahkan hal serupa ke berbagai sekolah tingkat SMA dan SMP se-Purbalingga.