Stasiun Kereta Api Kebumen, Jawa Tengah

Best Station Award 2013. Anugerah ini tahun lalu diterima Stasiun Kebumen, sebagai juara ke-dua, untuk kategori Stasiun Kelas Besar & Kelas 1. Juara pertamanya: Stasiun Tegal. Anugerah di lingkungan internal PT Kereta Api Indonesia (Persero) itu merupakan apresiasi bagi stasiun yang terus meningkatkan kualitas kerjanya. Kategori award lainnya adalah Stasiun Kelas 2, Stasiun Kelas 3, dan Stasiun Angkutan Barang.

Sebagai stasiun kereta api, Stasiun Kebumen sebenarnya tidaklah besar dan tampil amat bersahaja. Dari ukuran pun, dia masih kalah dari saudaranya sendiri, Stasiun Karanganyar, yang jadi stasiun utama di Kabupaten Kebumen. Sebagai stasiun tujuan, dia kalah dari Stasiun Purwokerto yang ada di sebelah barat, dan stasiun Kutoarjo yang ada di timurnya. Meski begitu, stasiun di jalur selatan Jawa ini tetaplah stasiun yang ramai. Kereta berbagai tujuan senantiasa singgah: Jakarta-Yogya, Jakarta-Kutoarjo, Bandung-Solo, Bandung-Malang, Bandung-Surabaya, Cilacap-Yogya, dan sebagainya.

Bagi para 'bonek', Stasiun Kebumen juga punya arti tersendiri. Pada 2010, misalnya, menjelang pertandingan Persebaya versus Persib di Bandung, stasiun ini jadi 'stasiun transit'. Mereka mengamuk di Kebumen? Tidak. Di beberapa stasiun sebelumnya memang ada amuk, yang dilakukan para bonek yang beramai-ramai nongkrong diatap KA Pasundan yang mereka tumpangi. Aksi duduk di atap inilah yang hendak dihentikan untuk sementara. Maksudnya, karena sebentar lagi kereta akan melintas Terowongan Ijo, terowongan kereta api sepanjang 580 meter, maka mereka mesti diturunkan dulu dari atap. Dengan kawalan polisi, para bonek diturunkan di Stasiun Kebumen, lalu mereka diangkut dengan truk ke Stasiun Ijo, stasiun kecil selepas Terowongan Ijo, yang juga masih berada di Kabupaten Kebumen. Di Stasiun Ijo, para bonek dinaikkan lagi ke KA Pasundan yang tadi membawa mereka, dan perjalanan ke Bandung pun dilanjutkan.