Menara TVRI, Menara Rooseno

TVRI boleh saja dilupakan banyak orang, terutama orang-orang di Pulau Jawa. Meski begitu, siapapun tentu masih ingat sosok bangunan yang satu ini, yang tak lain adalah menara pemancar TVRI di stasiun siaran pusatnya di kawasan Senayan, Jakarta. Menara ini merupakan buah karya Ir Rooseno, si 'manusia beton', pakar konstruksi Indonesia, yang kepakarannya sudah diakui dunia. Ia membangunnya bersama tim dari perusahaan konstruksi negara yang dipimpinnya, PN Adhi Karya. Hingga kini, menara yang dibangun Rooseno pada 1962 itu boleh dibilang tak ada tandingannya. Meski di bagian dunia lain banyak sosok menara yang serupa, di Indonesia belum ada penirunya.

Menara setinggi 80 meter itu, dan juga sosok kantor stasiun siaran yang kokoh full beton, dulu secara berpasangan senantiasa menjadi ciri dan logo khas TVRI. Sekarang, kita lebih sering hanya melihat menaranya saja dalam banyak logo dan ikon TVRI. Boleh jadi karena sosok kantor betonnya sudah tak unik lagi, sudah mirip dengan sosok tembok terowongan bawah tanah di Jakarta atau tepian bendungan dan BKT.

Kehadiran menara itu, dan juga TVRI-nya sendiri, menjadikan Indonesia selangkah lebih maju dari negara tetangga, di bidang media massa. Orang yang tak simpati, lebih suka menyebutnya sebagai salah satu contoh dari sekian banyak 'proyek mercusuar' Bung Karno. Kehadiran TVRI pun tak lepas dari 'proyek mercusuar' lain yang digelar saat itu, Asian Games IV, yang digelar di Gelora Bung Karno, 24 Agustus–4 September 1962.

Hari pertama gelaran Asian Games pula yang hingga kini, sudah 50 tahun, diperingati sebagai hari lahir TVRI. Soalnya, pada 24 Agustus itulah TVRI benar-benar melaksanakan siaran sungguhan, yakni siaran langsung pembukaan Asian Games. Kalau siaran percobaannya sih sudah dilakukan seminggu sebelumnya, saat peringatan HUT RI ke-17, 17 Agustus 1962, berupa siaran langsung pidato kenegaraan Presiden Soekarno di Istana Merdeka.