Jamiat Kheir, Jamiatul Khair

Jamiat Kheir tergolong organisasi Islam tertua di Indonesia. Tentang kapan berdirinya, ada yang menyebut Jamiat Kheir lahir pada 1901 di Pekojan, Tanjung Priok. Yang lain menyebut tahun 1919 sebagai hari lahir, sesuai akte pendidirian Yayasan Pendidikan Jamiat Kheir. Manapun yang mau dipakai, yang pasti sejumlah tokoh nasional Indonesia merupakan 'alumni' Jamiat Kheir, semisal HOS Cokroaminoto (pendiri Syarikat Islam) dan KH Achmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah).

Sebagai organisasi, Jamiat Kheir atau Jamiatul Khair didirikan oleh warga keturunan Arab yang saat itu ada di Jakarta. Antara lain oleh dua tokoh yang kemudian juga jadi pengurus yayasan: Abubakar bin Ali Syahab dan Idrus bin Ahmad Syahab. Organisasi ini memilih bentuk sebagai organisasi pendidikan karena kondisi politik saat itu memang hanya leluasa bagi lembaga pendidikan, sementara organisasi politik maupun ormas selalu dicurigai. Baru pada 1928 para tokoh Jamiat Kheir mendirikan perkumpulan umum bernama Rabithah Alawiyah, yang juga masih eksis sampai sekarang. Dan kemudian, pada 1931, Rabithah Alawiyah membentuk Daarul Aitam, lembaga sosial yang berfokus di bidang panti asuhan dan rumah piatu.

Bangunan sekolah yang sekarang dipakai, yang juga jadi kantor pusat Yayasan Jamiat Kheir serta kantor pusat Rabithah Alawiyah, yang berada di kawasan Tanah Abang, merupakan warisan tempo dulu. Bangunan di atas area seluas 3.000 meter ini sudah dipakai sejak 1923. Bangunan ini merupakan yang ketiga, setelah menempati bangunanan pertama di Pekojan, sekaligus tempat berdiri, dan kemudian pindah ke Karet Weg Tanah Abang (sekarang Puskesmas Kebon Kacang).

Sekarang Jamiat Kheir masih terus aktif di bidang pendidikan. Yayasan ini memilihi lembaga pendidikan mulai Madrasah, Tsanawiyah, Aliyah, dan pendidikan tinggi: Institut Agama Islam Jamiat Kheir. Salah satu mantan rektornya adalah Prof Dr Said Agil Husein Al-Munawar, MA, yang juga pernah menjadi menteri agama.