Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur

Ada berapa satpam di Stasiun Jatinegara? Percaya atau tidak, Stasiun yang merupakan gerbang timur Jakarta ini punya 1.000 satpam. Untunglah semuanya tidak bekerja di saat bersamaan di stasiun yang tiap bulannya memperoleh pemasukan Rp 7 milar ini. Para satpam bekerja bergiliran selama rentang waktu 24 jam, sehingga tidak kelihatan mencolok. Dan yang lebih tidak kelihatan lagi adalah 6 polsus yang bertugas di sana, plus 4 intel yang diperbantukan dari Polsek Jatinegara.

Angka-angka tadi sekarang mungkin sudah berubah. Itu tadi data 2005, ketika jumlah penumpang yang bersliweran mencapai 1.652.452 orang , saat sepanjang tahun Stasiun Jatinegara meraup pendapatan Rp 82,1 miliar. Sebagian besar dari bisnis inti: menjual jatah kursi satu gerbong dari setiap rangkaian yang berangkat dari Stasiun Pasar Senen, Tanah Abang, dan Gambir. Rinciannya: 9.687 lembar karcis kereta eksekutif, 70.620 karcis kereta kelas bisnis, dan 60.596 karcis kelas ekonomi. Selain itu, pendapatan juga diperoleh dari karcis peron serta sewa 20 kios yang rata-rata sewanya seharga Rp 50.000 per meter persegi.

Per 2005 itu pula, seperti diungkap Kepala Stasiun Besar Jatinegara Hasan Luthfi, sebelum dia pindah tugas ke Stasiun Bandung pada awal 2006, Stasiun Jatinegara dilengkapi sembilan loket: dua loket untuk pemesanan; tujuh loket untuk pembelian langsung. Fasilitas resmi lainnya: 99 orang portir pembawa barang yang bekerja dalam 3 shift.

'Setasiun Jatinegara', begitu nama yang tertulis di dinding depan stasiun, bangunannya termasuk dalam cagar budaya DKI Jakarta. Dulu, stasiun yang dibangun pada 1901 ini konon bernama Stasiun Meester Cornelis.