RS Dr Sardjito

Berbagai spanduk mulai bergantungan di kawasan sekitar RS Dr Sardjito, Yogyakarta. Tapi bukan karena ada demo atau sejenisnya. Melainkan karena sebentar lagi RS terbesar di Yogya itu akan berulangtahun ke-29. Akankah ada yang istimewa? Tak tahu. Yang pasti, saat merayakan hari jadi ke-28 pada Mei 2010, RS Dr Sardjito secara resmi menerapkan metode pengobatan timur: membuka Poliklinik Akupuntur dan Poliklinik Herbal.

RS Dr Sardjito di Yogya merupakan rumah sakit umum sekaligus rumah sakit pendidikan. Khususnya pendidikan bagi calon dokter dan dokter ahli Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Berdiri sebagai RSUP Dr Sardjito pada 1971, rumah sakit ini menerima penggabungan RS UGM pada 1981. Setelah dipercantik dan dipercanggih, Presiden Soeharto meresmikanya setahun kemudian.

Poliklinik Akupuntur dan Poliklinik Herbal yang disebut tadi diresmikan penggunaannya oleh Sultan Hamengkubuwono X. Saat itu juga, Sultan meresmikan sederet fasilitas lainnya: gedung Estella, untuk penderita Leukimia; Paviliun Ayodya, ruang perawatan VIP; Poliklinik Home Care, dan Poliklinik Psikologi. Adapun teknologi baru yang dihadirkan adalah Multi-Slice CT-Scan. Konon CT-Scan-nya sudah yang tercanggih: 64 slice, yang bisa mendeteksi kondisi penyakit jantung, kanker, dan sebagainya dengan lebih akurat dan cepat.

So, kalau kelak ulang tahun, semoga ada hal baru lagi yang bisa dihadirkan RS Dr Sardjito. Semoga yang baru bukan sekedar jembatan penyeberangan yang menghubungkan RS dengan FK-UGM. Kalaupun akhirnya tak ada yang baru, setidaknya badan layanan umum ini bisa membayar satu pegawai untuk mengupdate websitenya yang sudah setahun lebih bagai tak bertuan.