TEMPO.CO, Malang - Sejumlah tokoh umat kristiani di Jawa Timur menemui pengasuh pesantren Al Hikam, KH Hasyim Muzadi, Sabtu 18 Juli 2015. Pertemuan berlangsung tertutup di kediaman Hasyim di Jalan Cengger Ayam, Kota Malang. Mereka bertemu untuk mencari solusi agar kekerasan dan kerusuhan di Tolikara, Papua tak menyebar ke daerah lain.
"Pertemuan ini penting untuk mencegah konflik meluas," kata Ketua Umum Majelis Umat Kristen Jawa Timur, Stefanus Hadi Prayitno, usai pertemuan tersebut. Kekerasan di Papua, katanya, mencederai kerukunan yang selama ini sudah terjalin antar umat beragama.
Baca Juga:
Pertemuan itu sendiri menghasilkan empat butir kesepakatan yang ditandatangani sepuluh perwakilan umat Kristen Jawa Timur dan Hasyim Muzadi. Kesepakatan itu, diantaranya: menuntut agar kasus kekerasan di Tolikara diusut tuntas, dan mengecam segala bentuk kekerasan atas nama agama.
Kesepakatan itu kemudian diserahkan pada Hasyim Muzadi selaku anggota Dewan Pertimbangan Presiden agar diteruskan ke Presiden Joko Widodo.
Usai pertemuan itu, para pendeta Kristen ini kemudian mendatangi Kepolisian Resor Malang Kota untuk menyatakan sikap mendukung upaya polisi menegakkan hukum dalam kasus Tolikara.
Kepala Kepolisian Resor Malang Kota Ajun Komisaris Besar Singgamata menjamin pengamanan rumah ibadah terutama gereja di Malang akan kian diintensifkan. Tujuannya, kata dia, untuk mencegah kekerasan di Tolikara meluas ke daerah lain. Total sebanyak 80 gereja di Malang akan dijaga dua sampai tiga personil. Pengamanan dilakukan mulai Ahad, 19 Juli 2015.
Selain mengamankan gereja, polisi juga menjamin keamanan dan keselamatan warga Papua di Malang. "Kami sudah berkomunikasi dengan masyarakat dan mahasiswa Papua yang tinggal di Malang," kata Singgamata.
Singgamata berharap toleransi dan kerukunan umat beragama di Malang tetap terjaga. Komunikasi lintas iman harus tetap dipertahankan untuk kebaikan seluruh umat.
EKO WIDIANTO