SBY Tinjau RSS Atambua
Jumat, 11 Februari 2011 07:19:02
3156 klik
Atambua, Presidensby.info -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memilih bermalam di tenda dalam kunjungan ke Markas Komando Batalyon Infanteri 744/Satya Yudha Bhakti, Kabupaten Belu, NTT, karena merasa nyaman.
''Saya bermalam di tenda karena nyaman,'' ujar Presiden, dalam wawancara dengan stasiun televisi SCTV, di halaman Mako Yonif, Jumat (11/2) pagi, sebelum bertolak ke Kupang.
SBY menambahkan, memiliki banyak kenangan yang tidak terlupakan dengan kesatuan ini. Saat berpangkat mayor, SBY pernah menjadi komandan Yonif 744/SYB ini, yang saat itu bermarkas di Dili, ibukota Timor Timur yang kini menjadi negara Timor Leste.
''Banyak yang tidak terlupakan. Tapi yang tak terlupakan ketika menjalankan pertempuran karena harus bertahan dari lawan dan kadang harus kehabisan logistik,'' Presiden mengenang. ''Biasanya satu kali makan dan kemudian tidak makan, itupun kalau ada,'' SBY menambahkan.
Terkait alasan pemilihan jalan darat dari Kupang ke Atambua, SBY menjelaskan karena ingin memastikan laporan Pemda setempat, sekaligus ingin mengenal dan menyapa warga. ''Tadinya saya yakin NTT betul-betul tandus, tidak ada tempat bercocok tanam. Ternyata bervariasi. Ada rumah yang layak dan yang kurang layak,'' Presiden menjelaskan.
Kunjungan ke NTT ini merupakan upaya untuk menindaklanjuti pembahasan yang sudah dilakukan di Jakarta mengenai percepatan pembangunan NTT, pekan lalu. ''Maka bantuan pemerintah akan lebih tepat sasaran,'' kata SBY.
Alasan Presiden memilih kawasan timur Indonesia, meskipun juga ada persoalan di wilayah lain, karena jauh dari jangkauan dan masih banyak yang harus diperbaiki. ''Namun, di kawasan timur masih ada kawasan yang harus dibangun dan tidak seketika, tidak seperti membalik telapak tangan. Ada peran dari semua,'' Presiden menjelaskan.
Usai wawancara, Presiden langsung bertolak ke pelabuhan Atapupu untuk kembali ke Kupang menggunakan KRI Slamet Riyadi. Perjalanan laut ini akan memakan waktu 6-7 jam untuk sampai ke Kupang. Namun, sebelum sampai di pelabuhan, SBY terlebih dahulu meninjau Rumah Contoh Layak Huni tipe 36, yang lokasinya tidak jauh dari kompleks Batalyon Yonif/744.
Terlihat mendampingi Presiden, antara lain, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendiknas M. Nuh, Menpora Andi A. Mallarangeng, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menhub Freddy Numberi, dan Seskab Dipo Alam. (yun)
''Saya bermalam di tenda karena nyaman,'' ujar Presiden, dalam wawancara dengan stasiun televisi SCTV, di halaman Mako Yonif, Jumat (11/2) pagi, sebelum bertolak ke Kupang.
SBY menambahkan, memiliki banyak kenangan yang tidak terlupakan dengan kesatuan ini. Saat berpangkat mayor, SBY pernah menjadi komandan Yonif 744/SYB ini, yang saat itu bermarkas di Dili, ibukota Timor Timur yang kini menjadi negara Timor Leste.
''Banyak yang tidak terlupakan. Tapi yang tak terlupakan ketika menjalankan pertempuran karena harus bertahan dari lawan dan kadang harus kehabisan logistik,'' Presiden mengenang. ''Biasanya satu kali makan dan kemudian tidak makan, itupun kalau ada,'' SBY menambahkan.
Terkait alasan pemilihan jalan darat dari Kupang ke Atambua, SBY menjelaskan karena ingin memastikan laporan Pemda setempat, sekaligus ingin mengenal dan menyapa warga. ''Tadinya saya yakin NTT betul-betul tandus, tidak ada tempat bercocok tanam. Ternyata bervariasi. Ada rumah yang layak dan yang kurang layak,'' Presiden menjelaskan.
Kunjungan ke NTT ini merupakan upaya untuk menindaklanjuti pembahasan yang sudah dilakukan di Jakarta mengenai percepatan pembangunan NTT, pekan lalu. ''Maka bantuan pemerintah akan lebih tepat sasaran,'' kata SBY.
Alasan Presiden memilih kawasan timur Indonesia, meskipun juga ada persoalan di wilayah lain, karena jauh dari jangkauan dan masih banyak yang harus diperbaiki. ''Namun, di kawasan timur masih ada kawasan yang harus dibangun dan tidak seketika, tidak seperti membalik telapak tangan. Ada peran dari semua,'' Presiden menjelaskan.
Usai wawancara, Presiden langsung bertolak ke pelabuhan Atapupu untuk kembali ke Kupang menggunakan KRI Slamet Riyadi. Perjalanan laut ini akan memakan waktu 6-7 jam untuk sampai ke Kupang. Namun, sebelum sampai di pelabuhan, SBY terlebih dahulu meninjau Rumah Contoh Layak Huni tipe 36, yang lokasinya tidak jauh dari kompleks Batalyon Yonif/744.
Terlihat mendampingi Presiden, antara lain, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendiknas M. Nuh, Menpora Andi A. Mallarangeng, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menhub Freddy Numberi, dan Seskab Dipo Alam. (yun)
Berita Nusa Tenggara Timur
- Ongkos Investasi Industri Garam di NTT Rp 1,8 Triliun
- Bupati Kupang Periode 2014-1019 Dilantik
- Pusat Pemerintahan Kabupaten Kupang Pindah
- Bupati Kupang Titu Eki Mulai Tinggal di Oelamasi
- Stres Ibu Kota Dipindahkan, PNS Kabupaten Kupang Ambil Cuti
- Oktober, Pemkab Kupang Pindah ke Oelamasi
- Kantor Bupati Sumba Tengah Dibongkar, Bupati Pindah Ruang Kerja
- Bangunan Kantor Gubernur NTT Dirancang Mirip Sasando
- Belum Berizin, Presiden tak Resmikan Kantor Gubernur NTT?
- Peresmian Gedung Baru Kantor Gubernur NTT Ditunda Hingga Akhir Januari 2017
Places di Nusa Tenggara Timur
MV Karadeniz Powership Gokhan Bey, Pembangkit Listrik Terapung Kupang
Kamis, 6 April 2017 12:31:07
Pemerintah Kabupaten Kupang
Kamis, 2 Maret 2017 16:37:51
Pemerintah Kabupaten Sumba Timur
Sabtu, 13 Juni 2015 12:28:20
Hotel di Nusa Tenggara Timur
Sotis Hotel Kupang, Kota Kupang
Jumat, 12 April 2019 17:03:58
Aston Kupang Hotel & Convention Center, Kota Kupang
Kamis, 3 Agustus 2017 16:46:16
SMKN 3 Hotel, Kota Kupang
Kamis, 3 Agustus 2017 13:04:23
Kirim kargo ke Ambon?
Percayakan saja kepada Sewukuto. Cepat, Aman, Terjangkau.
Jadwal Kapal Laut
Jadwal kapal laut lintas nusantara