//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

Batalyon Infanteri 403/Wisada Pratista, Kaliurang, Yogyakarta

Sabtu, 09 Mei 2015 16:22:51
photo: che/indoplaces

Dua tahun silam, 5 Mei 2013, di sebuah minimarket yang buka 24 jam di kawasan Seturan, Sleman, Yogyakarta, terjadi perkelahian antara 4 pemuda dengan 2 anggota Batalyon Infanteri 403/Wisada Pratista. Penyebabnya, para pemuda yang mabuk tadi tak senang ketika para tentara memperingatkan mereka untuk membayar penuh belanjaannya. Ujung-ujungnya, salah seorang tentara, Praka Baltasar Lematan, harus menjalani perawatan intensif di RS Tentara Soedjono, Magelang. Temannya, Praka Silvester Tawurutubun, hanya terluka. Jogja pun heboh. Adakah aksi susulan, seperti biasa terdengar pada kejadian senada?

Untunglah tidak ada aksi semacam itu. Soalnya, tak lama setelah kejadian, Komandan Korem 072/Pamungkas Brigjen TNI Adi Widjaja langsung memerintahkan Komandan Batalyon Infanteri 403 Letkol (Inf) Renal Aprindo Sinaga agar melarang para prajuritnya keluar dari barak hingga situasi kondusif. Ia sendiri juga sudah sudah secara langsung memerintahkan para prajurit agar tidak memperluas permasalahan. Ia sepenuhnya menyerahkan persoalan kepada pihak Polres Sleman untuk menuntaskannya. Juga berkoordinasi dengan kantor Perwakilan Papua di Yogya, provinsi asal para pemuda tadi, yang ternyata bertatus mahasiswa.

Dibantu rekaman CCTV minimarket, keempat pemuda tadi berhasil ditangkap dan diperiksa. Dua hari setelah kejadian, dua orang ditetapkan jadi tersangka, sementara dua orang lagi dibebaskan karena tak terlibat, kata Kapolres Sleman AKBP Hery Sutrisman. Saat pemeriksaan berlangsung, satu peleton anggota Yonif 403/Wisada Pratista, dengan bersenjata lengkap, ikut berjaga di halaman Polres Sleman. ''Kami tidak meminta, hanya Danrem memerintahkan untuk membantu pengamanan,'' ungkap Kabag Operasional Polres Sleman Kompol Herry Suryanto.

Kita tentu senang mendengar tak ada aksi susulan. Dan kasus ini pun sekarang sudah tak terdengar lagi. Yang sekarang terdengar adalah sejumlah perubahan yang terjadi di Batalyon Infanteri 403/Wisada Pratista. April 2014 lalu, Danyonif Letkol (Inf) Renal Aprindo Sinaga digantikan oleh Mayor (Inf) Agus Widianto. Yang melantik tentu saja atasannya, Danrem 072/Pamungkas. Hanya saja, sang atasan juga sudah berganti menjadi Brigjen TNI M Sabrar Fadillah.

Perkembangan yang lebih seru: Oktober 2014 lalu Yonif 403 kedatangan 52 panser Anoa untuk memperkuat alutsistanya. Kehadiran panser buatan PT Pindad itu sekaligus juga menandai 'kenaikan status' Yonif 403 menjadi 'batalyon mekanis'. Maksudnya? Batalyon mekanis, jelas Danrem Sabrar Fadhilah, adalah satuan tempur prajurit yang memiliki spesifikasi kemampuan untuk melakukan perang kota. Juga, prajurit Yonif 403 jadi harus tangguh dalam melaksanakan misi pertempuran jarak pendek.

Memangnya ada perang kota di Yogya? ''Yang dimaksud perang kota dalam kondisi saat ini bukan pertempuran yang sebenarnya, melainkan lebih kepada bagaimana prajurit dapat melakukan penanganan bencana dengan cepat, termasuk pengamanan tamu-tamu penting kelas VVIP. Mobilitas jarak pendek ini membutuhkan perlengkapan yang sesuai dengan kondisi lapangan,'' jelas Sabrar Fhadilah.

Peta & Citra Satelit

Gerbang Markas Yonif 403

Batalyon Infanteri 403/Wisada Pratista
Kentungan
Jl. Kaliurang Km. 6,5
Kabupaten Sleman
DI Yogyakarta



Korem 072/Pamungkas
JL. Reksobayann No. 4
Ngupasan
Yogyakarta

Website: www.korem072.com

Pamtas Entikong-Sarawak

Di masa sebelumnya, prajurit Batalyon Infanteri 403/Wisada Pratista biasa terlibat kegiatan militer di luar Jawa. Antar lain bergabung dalam Pamtas Malindo, sebutan singkat bagi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Lintas Darat di wilayah Indonesia-Malaysia (Malindo). Pada pertengahan 2013 misalnya, tak kurang dari 650 personel Yonif 403 --termasuk satuan intel-- kebagian tugas menjaga wilayah perbatasan Indonesia di Entikong, yang berbatasan dengan Serawak.