//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur

Minggu, 7 Februari 2016 02:33:45
photo: indra sunarya

Wakil bupati, atau wakil gubernur, dan bahkan wakil presiden, biasanya suka menyalip mitranya saat pemilihan kedua. Tapi Muhammad Taufiq Mukri, wakil Bupati Kotawaringin Timur, tidak begitu. Pada pilkada serentak 9 Desember 2015, ia kembali bergandengan tangan dengan Supian Hadi, bupati berusia jauh lebih muda yang jadi mitra kerja selama periode 2010-2015. Kesetiaan itu tak sia-sia. Meski sang bupati sempat diberondong kasus hukum oleh istrinya sendiri, karena menikah lagi dengan penyanyi dangdut Vita KDI serta kasus KDRT dan penelantaran anak, mereka bisa menang dan bakal memimpin Kabupaten Kotawaringin Timur untuk kedua kalinya.

Kepastian kemenangan pasangan Supian Hadi dan Muhammad Taufiq Mukri sekarang sudah final. KPU Kotawaringin Timur sudah menetapkannya pada 23 Januari 2016, sehari setelah Mahkamah Konstitusi menolak gugatan sengketa pilkada yang diajukan pasangan calon bupati lainnya: Muhammad Rudini dan H Supriadi. Walhasil, keberhasilan pasangan Supian Hadi dan Muhammad Taufiq Mukri meraih 112.179 suara atau 63,77 persen sudah sah. Adapun pasangan penggungatnya, Muhammad Rudini dan H Supriadi hanya memperoleh 48.611 suara atau 27,63 persen. Suara sisanya dikantongi dua pasangan calon bupati dan wakil bupati lainnya.

Soal kisruh bupati kelahiran 21 Februari 1976 dengan istrinya, Iswanti, memang sempat jadi obrolan publik sampai dua kali. Pertama kali, kabarnya muncul pada akhir November 2013, saat sang istri melaporkan sang suami ke Polda Metro Jaya (Jakarta), karena menikah secara tidak sah dengan penyanyi dangdut Novita Anggraini, alias Vita KDI (Kontes Dangdut Indonesia, lomba dangdut stasiun televisi TPI atau sekarang MNCTV). Supian Hadi diketahui menikahi Vita pada April 2012 di Jakarta dan punya buku nikah. Iswanti menduga, Pak Bupati menikahi Vita bermodalkan akta cerai dari istri pertamanya, yang diceraikan pada 2004.

Tak puas hanya melapor ke polisi, Iswanti juga mendatangi kantor Komnas Perempuan di Menteng, Jakarta Pusat, pada awal Desember 2013. Uneg-uneg yang disampaikan masih sama: ia mengadukan suaminya sebagai 'penjahat perkawinan' serta melanggar UU Pernikahan.

Apa jawaban Supian Hadi? Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Terbuka (2007) ini bilang ia sudah menyerahkan persoalan ke pengacaranya. Ia tak ingin banyak bicara agar suasana tak tambah keruh. Meski begitu, ketika ditanya soal perceraian dengan 'istri terdahulu'-nya, Supian Hadi bilang: ''Kalau bisa melihat lebih dalam, lebih kental politiknya. Intinya adalah ini masalah politik, bukan masalah cinta. Tapi dibuat seolah-olah ini tentang cinta.''

Lho, siapa istri terdahulu? Dan politik apa? Entahlah. Yang pasti, pada Juni 2013, ribut-ribut ini sebenarnya sudah terdengar. Hebatnya, yang ikut angkat bicara adalah orang nomor satu dari kabupaten tetangga: Bupati Kabupaten Seruyan H Darwan Ali. Beliau ini tak lain adalah ayah Iswanti, alias mertua Supian. Dan Iswanti sendiri adalah anggota DPRD Provinsi Kalteng. Sang mertua memaparkan kalau beberapa waktu sebelumnya ia telah memanggil menantu dan anaknya karena beredar banyak kabar tak enak. Di hadapan sang mertua, Supian mengaku khilaf karena sudah menikahi Vita KDI. Dan di akhir pertemuan, Supian pun meneken surat bermeterai menjatuhkan talak kepada Vita KDI. Persoalan pun dianggap selesai.

Polda Metro Jaya sendiri tidak tinggal diam dengan masuknya laporan Iswati. Setelah melakukan berbagai penyelidikan, pada Februari 2014 pun ditemukan titik terang. Diperoleh kesimpulan: bagai kisah 'kawin ala pelawak Kriwil', foto-foto pernikahan antara Supian dan Vita yang beredar luas itu ternyata hanya foto-foto dalam konteks pembuatan video klip saja. ''Soal adanya foto yang diduga pernikahan Vita, itu ternyata bukan ya. Dan memang tidak ada pernikahan antara keduanya,'' kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto.

Kisruh rumah tangga bupati sudah beres? Ternyata belum. Pada Juni 2015 Iswanti kembali muncul di kantor polisi dan kembali melaporkan suaminya. Kali itu yang didatanginya adalah Polda Kalimantan Tengah di Palangkaraya. Yang ia laporkan: kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penelantaran anak, yang sudah sudah berlangsung dalam kurun waktu sekitar 2 tahun. ''Dia tidak pernah memberi nafkah dan tidak pernah sekalipun menjenguk kedua anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah dasar (SD),'' kata Ruzali SH, penasehatan hukum Iswanti. Kelanjutan laporan ini tak terlalu terdengar.

Dan akhirnya, pada 25 Oktober 2015, masa bakti Bupati Supian Hadi pun berakhir, tepat 5 tahun setelah ia dulu dilantik pada 25 Oktober 2010. Untuk mengisi kekosongan kepemimpinan, karena Pilkada Serentak baru akan digelar 9 Desember 2015, maka pada 29 Oktober 2015, Asisten I Bidang Pemerintahan Pemprov Kalimantan Tengah, Godlin, dipercaya menjadi Penjabat Bupati Kotawaringin Timur. Ia akan memimmpin Kotim sampai bupati terpilih dilantik, yang diperkirakan baru akan berlangsung Maret 2016.

Lantas, seberapa baguskah kiprah Supian Hadi selama memimpin Kotawaringin Timur, alias Kotim, di periode pertama, dan yang membuatnya dipercaya lagi untuk memimpin di periode ke-dua? Mungkin, pendapat Penjabat Bupati Godlin bisa jadi gambaran. Saat apel besar di hari pertama masuk kerja tahun 2016, ia mengajak segenap aparat pemda bekerja dengan baik. ''Paling tidak kita bisa mempertahankan prestasi yang dicapai 2015. Jangan sampai turun. Kalau boleh saya mengajak kita semua untuk meningkatkan prestasi,'' kata Godlin.

Ia pun lantas memaparkan sederet prestasi Kotim pada 2015: menorehkan banyak prestasi di tingkat provinsi dan nasional; masih menjadi yang terbaik di Kalimantan Tengah, baik dalam hal APBD tertinggi, serapan anggaran tertinggi, penyampaian laporan Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran (TEPRA); serta terbaik dalam hal pertumbuhan ekonomi. Juga, dalam hal pengelolaan anggaran, Kotim mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK.

Soal bagaimana semua prestasi itu bisa diraih, silakan simak tulisan Jawa Pos soal Supian Hadi: Bupati yang Biasa Rapat di Pinggir Jalan.

Peta & Citra Satelit

Kantor Bupati Kotawaringin Timur

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur
Jl. Jenderal Sudirman No. 1
Sampit
Kecamatan Mentawa Baru
Kabupaten Kotawaringin Timur
Kalimantan Tengah



Tel: 0531-21006
Fax: 0351-21007

Website: www.kotimkab.go.id

Kecamatan di Kotawaringin Timur

1. Mentaya Hilir Selatan
2. Mentaya Hilir Utara
3. Mentaya Hulu
4. Teluk Sampit
5. Pulau Hanaut
6. Mentawa Baru/Ketapang
7. Seranau
8. Kota Besi
9. Telawang
10. Baamang
11. Cempaga
12. Cempaga Hulu
13. Parenggean
14. Tualan Hulu
15. Bukit Santuai
16. Antang Kalang
17. Telaga Antang