//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

Gunung Rokatenda, Pulau Palue, Sikka

Rabu, 19 Juni 2013 14:05:15
photo: google maps

Gunung Rokatenda meletus awal Febuari lalu. Sampai sekarang asapnya dikabarkan masih terus mengepul dan abu vulkaniknya masih terus bertebaran. Gunung berapi yang hanya bertinggi 875 m ini berada di Pulau Palue, pulau kecil yang berada di sebelah utara Kabupaten Ende. Uniknya, meski berseberangan dengan Ende, Pulau Palue ini merupakan wilayah Kabupaten Sikka, kabupaten yang berada di sebelah baratnya. Walhasil, ketika sang gunung meletus, sebagian dari sekitar 10 ribu penduduk pulau itu mengungsi ke daratan di Kabupaten Ende dan sebagian lagi ke daratan Kabupaten Sikka, terutama Kota Maumere: ibukota Sikka.

Letusan terhebat Gunung Rokatenda, atau biasa pula disebut Gunung Palue (Paluweh), pernah terjadi pada 4 Agustus sampai 25 September 1928. Ketika itu letusannya disusul dengan tsunami yang menghantam pulau berdiameter sekitar 7 kilometer itu. Konon, saat itu penduduk Palue baru sekitar 266 jiwa.

Teramat lama tak meletus, pada 23 Maret 1985 Gunung Rokatenda kembali beraksi. Hembusan abunya mencapai jarak 2 km dan lontaran material vulkaniknya mencapai 300 meter dari atas puncak. Setelah itu, Rokatenda kembali tenang. Baru 20 tahun kemudian, 16 Januari 2005, Rokatenda kembali beraktivitas.

Awal Januari 2012, Gunung Rokatenda aktif lagi. Pada 9 Januari 2012, status aktivitasnya dinaikkan dari Normal ke Waspada (level II). Bukannya menyurut, aktivitasnya terus naik dan akhirnya pada 13 Oktober 2012, dinaikkan menjadi berstatus Siaga (level III), setelah terjadi letusan keras dan semburan api di puncaknya di hari sebelumnya. Dan akhirnya, 2 Februari 2013, Rokatenda meletus sungguhan. Abu vulkaniknya menyebar jauh hingga daratan Flores dan mencapai ibukota Maumere. DPRD Kabupaten Sikka pun lantas mengusulkan agar Pulau Palue dikosongkan sepenuhnya dari penduduk.

Peta & Citra Satelit