Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman

Kenal Pelabuhan Perikanan Muara Angke? Penyuka ikan bakar pastilah kenal pelabuhan ikan di Jakarta Utara itu. Kenal Pelabuhan Perikanan Muara Karang? Banyak orang mungkin tak tahu. Keduanya memang bertetanggaan: sama-sama berada di Kelurahan Pluit, dan hanya terpisahkan oleh PLTU Muara Karang dan Perumahan Pantai Mutiara. Hanya saja nasibnya berbeda. Pelabuhan Muara Karang ditutup pada 1980, di-upgrade, dan naik kelas menjadi pelabuhan perikanan samudera. Namanya pun lantas berganti menjadi Pelabuhan Perikanan Muara Baru. Dan ketika akhirnya diresmikan Presiden Soeharto pada 17 Juli 1985, ia menyandang nama Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta (PPSJ), atau --nama internasionalnya-- Jakarta Fishing Port. Belakangan, di era Kementerian Kelautan dan Perikanan, nama lokalnya berganti lagi menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman. Siapa Nizam Zachman? Entahlah.

Banyak orang tak kenal PPS Nizam Zachman boleh jadi lantaran statusnya sebagai pelabuhan samudera. Berbeda dari pelabuhan perikanan Muara Angke, yang merupakan pelabuhan rakyat plus pasar ikan, PPS Nizam Zachman merupakan pelabuhan plus kawasan industri. Di pelabuhan yang dibangun dengan dana pinjaman hibah luar negeri (PHLN) ODA Jepang itu bertebaran puluhan pabrik pengolahan ikan dan industri terkait. Termasuk di antaranya PT Bonecom, perusahaan eskportir Tuna yang di-presiden-komisaris-i oleh Sandiaga Uno.

Kalau Jepang ikut berperan di PPS Nizam Zachman, tentu mudah ditebak alasannya. Jepang memang penggemar dan importir ikan tuna, dan produk utama PPS Nizam Zachman adalah ikan tuna. Sang donor sudah melakukan studi kelayakan PPS sejak 1973, sedangkan 1980 adalah tahun dimulainya pembangunan fisik PPS, termasuk melakukan reklamasi pantai. Sekarang ini, PPS Nizam Zachman menyandang status sebagai PPS terbesar di Indoensia, mengungguli 5 PPS lainnya: Belawan, Bitung, Bungus, Cilacap, dan Kendari.

Selain bertetanggaan dengan Pelabuhan Muara Angke dan PLTU Muarakarang yang ada di sebelah Baratnya, PPS Nizam Zachman juga menjadi tetangga Pelabuhan Sunda Kelapa. Tetangga sebelah rumah tepatnya. PPS Nizam Zachman ini berbatasan langsung dengan Pelabuhan Sunda Kelapa yang ada di sebelah timurnya (samping kanan, kalau di peta). Pelabuhan Sunda Kelapa tak lain merupakan pelabuhan umum atau pelabuhan rakyat: pelabuhan penumpang dan barang antar-wilayah dan antar-pulau.

Sebagai pelabuhan samudera, PPS Nizam Zachman merupakan pelabuhan dengan 'dua tuan'. Secara fisik dan teknis, pelabuhan ini milik, atau dibawah kendali, Direktorat Pelabuhan Perikanan, Ditjen Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Namun operasional bisnisnya menjadi urusan Perum Prasarana Perikanan Samudra. Adapun tetangganya tadi, Pelabuhan Perikanan Muara Angke, merupakan milik Pemprov DKI Jakarta. Mengapa tidak digabung? Biasa. Lain kepala lain kemauan.

Fadel Muhammad, ketika menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, termasuk yang ingin keduanya disatukan. Pemprov DKI sendiri ingin terus mengembangkan Pelabuhan Perikanan Muara Angke. Karena itu pula maka akhir Oktober lalu kabar penggusuran warga Muara Angke pula terdengar. Lagipula, awal Januari 2012 pun pelabuhan ikan itu sudah ketambahan saudara baru: Pelabuhan Muara Angke (tanpa kata perikanan), yang tak lain merupakan pelabuhan untuk melayani kapal penumpang dari dan ke Kepulauan Seribu. Pelabuhan penumpang yang berdampingan dengan pelabuhan ikan ini kerap disebut pula dengan nama Pelabuhan Kaliadem.