//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

Lapangan Gas Abadi, Blok Masela

Minggu, 23 Juni 2013 12:53:48
photo: Inpex Corp

Lapangan Gas Abadi, Blok Masela, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (sekarang ganti nama jadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar), amat seksi. Dia dipandang sebagai Obvitnas: obyek vital nasional. Maka, Mabes TNI pun sudah menyiapkan rancangan sistem pengamanan senilai Rp 1,4 triliun. Rinciannya: Angkatan Darat perlu Rp 276 miliar untuk operasi permanen (pembangunan koramill, markas batalion, dlll); Angkatan Laut butuh Rp 157 miliar untuk gelar tetap (pembangunan Lanal dll); dan --yang terbesar-- Angkatan Udara butuh Rp 968 miliar untuk gelar tetap, termasuk untuk membangun pangkalan udara. Sedangkan Polri akan mendayagunakan Direktorat Obyek Vital Nasional yang tahun lalu sudah dibentuk di Polda Maluku. Rancangan sistem keamanan ini, kata .Kapuspen TNI TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul, merupakan proyeksi hingga 20 tahun mendatang.

Lapangan Gas Abadi bukanlah lapangan gas yang simpanan gasnya benar-benar abadi. Abadi hanyalah nama, yang entah dipetik dari mana. Lapangan gas ini berada di tengah laut, di perairan Laut Arafura, tepat bersisian dengan garis batas Indonesia dan Australia. Pemilik atau pemegang Kontrak Kerja Sama (KKS) Lapangan Gas Abadi (Masela Block PSC) adalah Inpex Corporation (Jepang), via anak perusahaannya: Inpex Masela Ltd. Selain berkiprah di Masela, Inpex juga mengelola Lapangan Gas Tangguh (bersama BP) di Papua Barat; lapangan minyak dan gas Blok Mahakam di Kaltim; serta lapangan gas dan minyak di Blok B Laut Natuna Selatan.

Inpex melakukan eksplorasi Blok Masela pada 1998 dan membangun sumur bor Abadi-1 yang menemukan cadangan gas di kedalaman 3.700 meter Laut Arafura pada tahun 2000. Setelah menambah lagi sumur bor Abadi-2 hingga Abadi-7, barulah Inpex yakin Blok Masela layak produksi. Izin eksploitasi pun akhirnya didapat pada 2010. Sejak itu sampai sekarang, langkah persiapan pembangunan kilang terapung dan sosialisasi ke masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara Barat (dan Maluku Tenggara Barat Daya sebagai daerah pemekarannya), serta Provinsi Maluku, terus dilangsungkan. Bersamaan dengan itu, mulai tahun lalu, Inpex juga mulai membangun sumur Berkat-1, serta Abadi 8,9, dan 10, yang lokasinya terus mengular dari tengah laut ke wilayah Saumlaki, ibukota Maluku Tenggara Barat.

Masih belum berproduksi, Lapangan Gas Abadi menyimpan cadangan gas terbesar di Indonesia: 6-9 TCF (Trilion Cubic Feet ), dan diperkirakan bisa terus bertambah hingga 14 TCF. Kalau kelak mulai berproduksi (2016 atau 2017), sesuai kapasitas kilang LNG terapung yang saat ini masih dalam tahap desain, pada masa-masa awal kilang ini akan menghasilkan 2,5 juta ton LNG per tahun dan kondensat sebaganyak 8.400 barel per hari.

Dulu, Inpex Masela Ltd menjadi pengelola tunggal Blok Masela. Pada November 2010, Bakrie Group resmi masuk sebaga pemegang 10 persen PI (participating interest), lewat PT EMP Energi Indonesia (EMPI), anak perusahaan PT Energi Meta Persada Tbk. Pada Juli 2011, Inpex kembali melepas 30 persen sahamnya, kali ini kepada Shell Upstream Overseas Services, anak perusahaan Royal Dutch Shell Plc (Shell). Shell diajak bergabung setelah sukses mengoperasikan kilang LNG terapung pertama di dunia Prelude FLNG pada Mei 2011 di pantai barat laut Australia. Kilang terapung berukuran lebih dari 4 kali lapangan sepak bola ini (488 meter) diproduksi oleh Samsung Heavy Industris di Korsel.

Mei lalu, Bakrie Group resmi keluar dari Blok Masela. Sahamnya dijual kepada dua pemegang saham lainnya, karena PT Energi Persada Tbk butuh dana untuk bayar utang 200 juta dolar ke Credite Suisse . Saham Bakrie yang 10 persen dibagi rata oleh Inpex Masela Ltd dan Shell Upstream Overseas Service, sehingga masing-masing sekarang punya saham 65 dan 35 persen.

Pemerintah Indonesia, dan juga pemerintah daerah, belum punya saham di Lapangan Gas Abadi dan Blok Masela. Masih dalam proses, katanya. Pemprov Maluku sudah minta jatah 10 persen dan sudah membentuk PT Maluku Energi Nusantara untuk menyetor saham. Pertamina pun sudah mengajukan hal serupa.

Siapa yang kelak bakal mendapat 'Saham Merah Putih' itu, masih harus ditunggu. Yang jelas, sang tuan rumah, Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, terus berbenah dan menyiapkan diri menyongsong era kabupaten penuh limpahan rejeki gas LNG. Wapres Boediono pun sudah bertandang ke sana untuk melihat kesiapannya, meresmikan jalan poros Saumlaki, merestui pembangunan bandara baru Saumlaki: Bandara Lorulung, dll.

Peta & Citra Satelit

FLNG Abadi LNG Project

Inpex Corporation
Mid Plaza I
Jl. Jend. Sudirman Kav. 10-11
Jakarta Pusat - 10220

Website: www.inpex.co.id


Link:

Inpex Corporation dan Inpex Masela Ltd www.inpex.co.jp

Shell Indonesia - www.shell.co.id

SKK Migas (d/h BP Migas) - www.skkmigas.go.id


Simak juga: Kilang LNG Arun, Lhoksemauwe, Aceh