Masjid Agung Al-Barkah, Alun-alun Kota Bekasi
Pemerintah Kota Bekasi mengeluarkan dana hibah hingga Rp 57,6 miliar pada tahun anggaran 2016. Dari jumlah itu, Rp 6,8 miliar di antaranya diperuntukkan bagi bidang keagamaan. Masjid Agung Al-Barkah, masjid utama Kota Bekasi yang berada di Alun-alun Kota Bekasi, menjadi masjid penerima dana hibah terbesar: Rp 800 juta. Sedangkan di sektor ke-Islam-an secara keseluruhan, nilai hibahnya kalah dari Yayasan Nurul Islam Islamic Center KH Noer Alie, yang tahun lalu menerima hibah Rp 2 miliar, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, yang mendapat hibah Rp 1 miliar.
Hibah Rp 800 juta bagi Masjid Agung Al-Barkah itu merupakan peningkatan nilai hibah dari Pemkot Bekasi yang ke-dua kalinya dalam kurun 5 tahun terakhir. Tahun sebelumnya, 2015, dia menerima Rp 700 juta. Sementara di tahun sebelumnya lagi, 2014, ia hanya menerima kurang dari separohnya: Rp 300 juta; atau turun dari hibah 2013 yang Rp 400 juta, yang juga turun dari hibah 2012 yang Rp 500 juta. Adapun pada 2011, selain menerima hibah sebesar Rp 400 juta, Masjid Agung Al-Barkah juga menerima hibah biaya renovasi dan pembangunan masjid sebesar Rp 650 juta.
Tahun 2011 memang tahun renovasi bagi Masjid Agung Al-Barkah, masjid yang sudah eksis sejak 1890. Selain dana Rp 650 juta dari Pemkot Bekasi, tahun itu dana renovasi juga diterima dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat senilai Rp 1,6 miliar. Dana dari APBD provinsi ini dijanjikan Gubernur Ahmad Heryawan saat taraweh keliling di Masjid Agung Al-Barkah pada September 2010. Proyek pada 2011 ini pada dasarnya merupakan proyek lanjutan atau proyek penyelesaian, karena renovasi dan pembangunan yang sesungguhnya sudah dilakukan sejak 2004. Dan bukan hanya sang masjid, proyek mencakup pula pembenahan taman kota yang ada di seberang jalan, yang menjadi pemisah masjid dengan RSUD Kota Bekasi.
Proyek besar membenahi kawasan alun-alun Kota Bekasi dan Masjid Agung Al-Barkah ini berlangsung selama dua periode kepemimpinan walikota. Walikota Ahmad Zurfaih (2003-2008) mengawalinya sesuai shalat subuh berjamaah pada 24 Juni 2004. Di masa kepimpinannya, berhasil dituntaskan pembangunan 2 menara masjid yang masing-masig punya tinggi 35 meter. Walikota berikutnya, Moechtar Muhammad (2008-2012), bisa menyelesaikan dua menara lagi, plus menuntaskan kubah masjid berdiameter 18 meter. Totalnya, kedua walikota Kota Bekasi itu menghabiskan anggaran tak kurang dari Rp 15,7 miliar untuk menghadirkan sosok Masjid Agung Al-Barkah seperti yang tampak sekarang: masjid seluas 900 meter persegi di atas alahan seluas 7.318 meter persegi.
Ketika pertama kali hadir pada 1890, konon masjid kebanggan Kota Bekasi ini masih belum bersosok sebuah masjid. Penampakannya sebagai masjid baru kelihatan ketika Bupati Bekasi Subandi merehabilitasinya di tahun 1967. Renovasi berikutnya dilakukan Bupati Kabupaten Bekasi H Abdul Fatah pada 1985. Di tahun itu pula --saat Kota Bekasi masih menjadi bagian dari Kabupaten Bekasi-- masjid itu ditetapkan sebagai Masjid Agung Al-Barkah, yang berarti pengelolaan dan pembiayaannya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Dan terakhir kali, keterlibatan pemerintah daerah dilegalisasi dengan mengeluarkan peraturan Perda Kota Bekasi No 12 tahun 2015 tentang Pengelolaan Masjid Agung Al-Barkah Pemerintah Kota Bekasi. Implikasi lain perda ini, seperti terbaca dari nama peraturannya, nama Masjid Agung Al-Barkah sekarang sudah ketambahan kata-kata baru: Pemeritah Kota Bekasi.
Peta & Citra Satelit
Masjid Kota Bekasi
Jl. Veteran No 46
Kelurahan Margajaya
Kecamatan Bekasi Selatan
Kota Bekasi
Tel:021-88951181
Pohon Kurma Mistis di Masjid Agung Al-Barkah
Meski pintu masuknya tak lagi ramah lingkungan, kecantikan halaman Masjid Agung Al-Barkah belum berubah. Kecantikan itu bersumber dari 12 pohon kurma yang ditanam di halaman masjid. Kurma asli Arab? Tidak juga. Pohon kurma itu diambil dari Kabupaten Serang, Banten. Ada juga yang menyebutnya dari Malingping, Kabupaten Lebak, Banten. Kabar terakhir, dari keduabelas pohon kurma yang ada, 6 di antaranya sudah berbuah. Dan yang membuatnya unik, pohon kurma selalu mulai berbuah tiga bulan menjelang ramadhan (bulan puasa). Kurma matangnya bisa dinikmati saat buka puasa bersama di masjid.
Keunikan lain, dan agak sedikit mistis, buah kurma di Masjid Agung Al-Barkah kerap disebut kurma ajaib. Buah kurmanya disebut-sebut berkhasiat membantu orang yang hendak mendapatkan keturunan. Serius? Ada yang percaya begitu. Banyak yang rela datang jauh-jauh dari berbagai daerah setiap kali ramadhan demi hal itu.
Boleh memetik kurma sendiri? Tentu tidak. Harus seizin pengelola masjid. Juga ada syaratnya? Syarat mistis? Bukan. Seperti pernah dibilang dibilang Wakil Sekretaris Masjid Agung Al-Barkah Ismail Sampurna, ''Kalau ada yang meminta tanpa unsur klenik atau mistis, akan kami kasih.''
Berita Jawa Barat
- Resep Wali Kota Bogor Bima Arya Bisa Sembuh dari Corona
- Bupati Karawang yang Positif Covid-19 Dinyatakan Sembuh
- Wakil Wali Kota Bandung Sembuh dari Virus Corona
- Bupati Karawang Dinyatakan Positif Corona
- Wali Kota Bogor Bima Arya Positif Corona
- Genap 100 Tahun, Gedung Sate Punya Wajah Baru
- Inilah Tugu Bola Dunia Senilai Rp5 M yang Percantik Majalengka
- Hyundai Akui Suap Bupati Cirebon dalam Proyek PLTU
- Pj Bupati Cirebon Resmi Tempati Pendopo
- Bupati Cirebon Dituntut 7 Tahun Penjara
Sewu Kuto Logistik
Mengirim kargo ke ribuan kota di Indonesia. Cepat, aman, dan terjangkau.
Jadwal dan Tiket Kapal Pelni
Jadwal komplit seluruh kapal Pelni, plus info harganya
Upaboga
Makan itu enak. Bisnis makanan pasti lebih maknyus.