Pengadilan Agama Sumedang

Lahir di Sumedang, menikah di Sumedang, cerai di Sumedang. Begitu maunya Rossa, ketika kabar rencana perceraiannya menyeruak di awal 2009. Tapi akhirnya gugatan terhadap sang suami, Yoyo, drummer band Padi, batal dilayangkan ke Pengadilan Agama Sumedang. Sri Rossa Roslaina Handiyani dan Surendro Prasetyo, nama panjang keduanya, akhirnya resmi bercerai di Pengadilan Jakarta Selatan pada 14 Juli 2009.

Kalau dulu Rossa jadi memasukkan gugatan cerainya di Pengadilan Agama (PA) Sumedang, boleh jadi dia seolah ikut 'trend perempuan' Sumedang. Menurut statistik yang ada, setiap bulannya, 'ratusan janda baru' lahir dari PA Sumedang. Dari jumlah itu, 70 persen penggugat cerainya adalah kaum perempuan. Kongkritnya, seperti diungkap Hakim PA Sumedang Cecep Farhan Mubarok November tahun silam, setiap tahunnya, perceraian yang terjadi di sana berkisar antara 3.000-4.000 kejadian. Atau perbulannya, rata-rata sekitar 300 perceraian.

Pengadilan Agama Kelas IA Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, bukan pendatang baru di jagad peradilan agama. Ketua pengadilannya sudah silih berganti sejak tahun 1950. Di masa awal, kegiatan peradilan dilangsungkan di serambi Masjid Agung Sumedang. Baru pada 1978 Kementerian Agama mengucurkan dana untuk membangun kantor sendiri di kompleks masjid. Sempat diperluas pada 1982, gedung kantor PA akhirnya harus dibongkar demi perluasan masjid. Untunglah, yang memerintahkan pembongkaran, Pemkab Sumedang, memberi lahan baru seluas 2.650 meter persegi. Kementerian Agama pun lantas mengucurkan dana sebesar Rp 212 miliar untuk membangun gedung baru dua tingkat dengan total luas 400 meter persegi. Gedung baru yang bertetanggaan dengan kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sumedang ini berada di Jalan Statistik. Dulunya, jalan ini dikenal sebagai Jalan Pacuan Kuda Lama.