//EMPTY DIV!!
//EMPTY DIV!!

Tahura Ir H Djuanda, Dago Pakar

Jumat, 07 Januari 2011 05:14:36
photo: jobojero/indoplaces

Taman Hutan Raya Ir H Djuanda. Singkatannya, Tahura Ir H Djuanda. Dan penggunaan kata 'Taman' rasanya sekarang makin terasa tepat. Soalnya, kawasan hutan lindung di Bandung Utara itu, yang membentang dari Dago Pakar hingga Maribaya, Lembang, memang sudah seperti --jika dilihat dari langit-- seonggok taman kecil di halaman belakang Kota Bandung. Sementara kawasan sekitarnya sudah gundul dan ditumbuhi aneka bangunan beton.

Awalnya, area Tahura Djuanda merupakan bagian dari apa yang disebut sebagai kawasan hutan lindung Gunung Pulosari. Pada 1980, statusnya diubah menjadi Taman Wisata Alam (TWA) Curug Dago. Baru pada 4 Januari 1985, bertepatan dengan hari lahir pahlawan nasional Ir H Djuanda, Presiden Soeharto mengganti namanya menjadi Taman Hutan Raya Ir H Djuanda.

Peta & Citra Satelit

Hutan Dago Pakar

Taman Hutan Raya Ir H Djuanda
Dago Pakar
Bandung Utara

Website: http://tahuradjuanda.jabarprov.go.id

Legenda:
T = Tahura Ir H Djuanda
M = Taman Wisata Alam Maribaya
S = The Stone Cafe
G = Dago Endah Golf
B = Marbella Suites Bandung

Hutan Pinus, Gua Jepang

Dari perjalanan namanya, Tahura Djuanda memang merupakan taman wisata alam. Orang datang ke sana untuk melihat hutan: hutan pinus dan kawan kawannya. Bonusnya, 'menikmati' aneka gua bawah tanah warisan militer Jepang dan Belanda. Atau tepatnya, gua di kaki bukit, yang dibuat untuk menembus bukit, agar bisa menyeberang ke dataran hutan sebelah utara. Konon pula, dulunya gua-gua ini jadi markas tentara dan gudang senjata.

Atraksi yang lebih seru adalah berjalan kaki atau hiking ke arah utara, mulai dari gua-gua tadi hingga ke air terjun Maribaya, di Lembang. Titik awalnya adalah gua, masung ke lorong-lorong gua, ke luar di sisi utara, lantas berjalan terus menempuh hutan pinus lebat, hingga akhirnya sampai ke air terjun Maribaya. Jika ditarik garis luruk, jarak kedua titik itu hanya 4 kilometer.

Biasanya, wisata jalan kaki lintas Tahura Ir H Djuanda hanya 'one-way-ticket' saja. Setelah tiba di Maribaya, orang tak kembali ke gerbang Tahura di Dago Pakar. Orang lebih suka menghabiskan sisa waktu dan sisa hari di Lembang. Atau kalau jalan kaki-nya masih kurang puas, bisa dilanjutkan dengan jalan kaki lintas hutan Jayagiri, dari Lembang hingga ke Gunung Tangkuban Perahu. Tentunya, dengan tidak lupa menyenandungkan lagu Bimbo: Melati dari Jayagiri...