TEMPO.CO, Bengkulu - Para pemancing dan pecinta snorkling, Pulau Tikus adalah salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi jika berada di Kota Bengkulu.
Pulau ini tidak hanya menawarkan pemandangan indah di sekitarnya dan bentangan laut Samudera Hindia. Banyak ikan di sekitar pulau, tentu saja ini menjadi surganya para pemancing.
Pulau kecil yang hanya bersisa 0,68 hektare ini terletak sekitar 9 mil dari bibir Pantai Panjang Kota Bengkulu. Jaraknya hanya ditempuh sekitar satu jam menggunakan perahu nelayan.
Selama di pulau para pengunjung bisa berenang sepuasnya di pantainya yang tenang dan memiliki air sangat sejuk itu. Bukan itu saja, pengunjung juga dapat menyelam untuk menyaksikan keindahan terumbu karang dan biota lautnya.
Jika membawa alat pancing, perairan di sekitar Pulau Tikus juga merupakan surganya para pemancing. Berbagai jenis ikan seperti Kuwe, Kerapu, Bawal, Tenggiri, dan Kakap siap dipancing dan langsung dinikmati di pulau.
"Baru pertama kali ke sini, puas sekali karena selain pemandangannya yang masih asli," kata Nadia, salah seoramg wisatawan asal Palembang yang sedang berwisata di Pulau Tikus. "Kami juga bisa puas berenang karena air lautnya bersih dan sejuk."
Pulau ini juga dikenal dengan pulau menara ini karena terdapat sebuah menara penunjuk arah bagi para kapal yang melintas di sana. Hanya ada satu rumah, yang ditempati petugas menara dan tidak ada cottage maupun penginapan di pulau ini. Sehingga jika ingin menikmati keindahan pulau lebih lama, maka pengunjung diperbolehkan menumpang di rumah petugas menara ataupun membawa tenda.
Para pengunjung diharapkan membawa makanan, minuman dan kebutuhan lain dari Kota Bengkulu. Karena pulau yang masih asli ini tidak memiliki toko atau pun kedai makan sehingga selama dipulau kita akan merasakan benar-benar bertualang di pulau yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan di kota.
Wakil Wali Kota Bengkulu Patriana Sosialinda mengatakan Pulau Tikus merupakan aset daerah yang harus dijaga. Selain memiliki potensi wisata, pulau ini juga adalah pulau penyanggah yang keberadaannya sangat pemting terutama untuk jalur lalu lintas di laut.
"Makanya kami harus menyelamatkan pulau ini, salah satunya dari ancaman abrasi," kata Patriana seusai menanam mangrove di Pulau Tikus, pada Minggu 24 April 2016.
Untuk itu, pada peringatan Hari Bumi pemerintah Kota, Walhi dan Mahasiswa kembali melakukan penanaman terumbu karang buatan dan mangrove di sekitar pulau. Harapannya mangrove dan terumbu karang buatan dari batok kelapa tersebut dapat mengembalikan kondisi terumbu karang disekitar pulau yang mulai rusak dan menekan laju abrasi.
PHESI ESTER JULIKAWATI