JAKARTA - Kebutuhan jagung nasional diperkirakan meningkat 10-20 persen hingga menembus 20 juta-30 juta ton di 2015. Hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional yang mencapai 15 juta ton per tahun
"Namun, karena belum mampu memenuhi kebutuhan jagung, Indonesia setiap tahun masih mengimpor 3 juta-5 juta ton jagung," ucap Bupati Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat Bambang M Yasin, di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (4/5/2015).
Padahal, menurut Bambang, membudidayakan jagung bisa menjadi pasar yang sangat menjanjikan. Terutama, karena Dompu punya potensi produksi hingga menembus satu juta ton.
Ia menambahkan, sejak gerakan massal menanam jagung diluncurkan, produksi jagung Dompu terus meningkat tajam. Bahkan pada 2014 lalu, produksinya telah mendekati 250 ribu ton.
Pada 2014 dengan luas areal tanam mencapai 40 ribu hektare, di mana setiap hektar menghasilkan 6 juta-7 juta ton dengan harga Rp2.500 per kg, maka perputaran uang di usaha jagung mencapai Rp700 miliar.
"Itu setara dengan APBD Dompu pada 2014,"jelasnya.
Selain itu, serapan kredit usaha rakyat di Dompu pada 2014 mencapai Rp165 miliar atau melonjak hampir 600 persen dari hanya Rp32 miliar pada 2010.
"Kami di Dompu punya mimpi bersama, yaitu ingin jagung Dompu ini bisa mewarnai pasar nasional, bahkan bisa ekspor ke negeri tetangga," ucapnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(rzk)